Angkernya Stadion Bolivia yang Bikin Lawan Menderita

Selamat datang di negara terpencil di Amerika Selatan, Bolivia. Salah satu penghasil timah terbesar di dunia ini, sebagian besar wilayahnya terletak di dataran tinggi Pegunungan Andes. Nah dalam kaitannya dengan sepakbola, tim berjuluk Le Verde ini punya markas kebanggaan yang letaknya juga di daerah ketinggian.

Bermain sepakbola di daerah ketinggian dengan oksigen yang terbatas, serta ditambah dengan hawanya yang dingin, pasti akan menjadi kendala berarti bagi yang tak terbiasa. Banyak juga lho yang sudah dibuat menderita ketika bermain di stadion ini. Bahkan banyak juga yang menganggap stadion yang terletak di Kota La Paz itu, bagaikan “Lapas” atau penjara bagi setiap musuh.

Stadion Tertinggi Di Dunia

Kota La Paz disebut-sebut sebagai ibukota tertinggi di dunia. Kota di atas awan, begitulah banyak orang menyebutnya. Nah, stadion yang dimaksud adalah Estadio Hernando Siles, markas Timnas Bolivia yang berada di ketinggian hampir 3637 mdpl. Main bola di sana ibarat main bola di puncak Gunung Semeru (3676 mdpl).

Estadio Hernando Siles berdiri sejak tahun 1930. Stadion ini berdiri sebagai bagian dari simbol persatuan rakyat Bolivia. Dengan kapasitas sebesar 41 ribuan penonton, stadion ini awalnya dibangun untuk memberi penghormatan kepada presiden Bolivia ke-31, Hernando Siles Reyes.

Negara Hebat Terjungkal

Dengan letaknya yang tak biasa, stadion ini beberapa kali menjadi kuburan bagi para musuh. Tak jarang tim-tim besar yang bertandang di stadion “atas awan” ini terjungkal. FYI aja, dulu tim berjuluk Le Verde meraih gelar satu-satunya Copa America di tahun 1963 adalah kala menjadi tuan rumah di stadion ini.

Di pertengahan 90-an stadion ini pernah memakan korban timnas bertabur bintang, Brazil. Tim Samba keok di laga bertajuk Kualifikasi Piala Dunia 1994 Zona Conmebol. Anak asuh Carlos Alberto Parreira kandas 2-0. Kemenangan itu bahkan menjadi saksi sejarah bagi Le Verde bisa menang atas Brazil untuk pertama kalinya sejak 40 tahun terakhir.

Di tahun 2009, pada laga bertajuk Kualifikasi Piala Dunia 2010, dua kali Le Verde mampu membuat tim raksasa seperti Argentina maupun Brazil tunduk. Di bulan April 2009, Argentina asuhan Diego Armando Maradona hancur lebur digasak 6-1. Tim Tango yang dibanjiri bintang macam Carlos Tevez, Javier Zanetti, maupun Angel Di Maria tak berdaya bermain di Hernando Siles. Kemenangan telak itu pun jadi saksi sejarah kemenangan kembali Bolivia atas La Albiceleste sejak tahun 1997.

Kemudian di bulan Oktober 2009, masih di laga bertajuk Kualifikasi Piala Dunia 2010 Zona Conmebol, Le Verde kembali bisa menggulingkan Brazil di Hernando Siles. Kali ini tim Samba asuhan Carlos Dunga harus menderita kekalahan 2-1

Tapi ternyata, tak sampai di situ saja. Pada tahun 2017 di laga bertajuk Kualifikasi Piala Dunia 2018 Zona Conmebol, Tim Tango dan Tim Samba juga tak bisa menang atas La Verde di Hernando Siles. Argentina takluk 2-0, sedangkan Brazil hanya bermain imbang 0-0.

Neymar Hingga Messi Menderita

Tak hanya timnya yang menderita kekalahan, pemainnya pun dibuat menderita secara fisik. Kekurangan oksigen, adaptasi cuaca yang begitu dingin, ibarat membuat para pemain hebat seketika berkurang kemampuan bermain sepak bolanya.

Namun justru yang unik, ternyata kelebihan stadion “atas awan” ini dimanfaatkan betul oleh sang tuan rumah. Dilansir Theculturetrip, salah satu kiper kawakan Bolivia, Carlos Lampe bercerita bahwa mereka dengan sengaja membuat lawan lelah terlebih dahulu dengan cara menekannya sejak awal laga. Bagi lawan yang tak terbiasa bermain di ketinggian, kata Lampe, itu akan berpengaruh secara fisik.

Tak dipungkiri, sebagian lawan yang terjungkal di stadion ini kebanyakan menderita kelelahan fisik. Lihat saja mega bintang Lionel Messi maupun Angel Di Maria ketika dihajar 6-1. La Pulga bahkan terlihat muntah-muntah di lapangan. Di Maria juga terciduk menggunakan alat bantu pernafasan di pinggir lapangan.

Begitupun ketika Brazil bermain imbang 0-0 di Kualifikasi Piala Dunia 2018. Di dalam laga tersebut, bintang Brazil, Neymar kelelahan dan seperti kekurangan nafas di tengah laga, Neymar terlihat beristirahat dengan cara tiduran di tengah lapangan.

Dalam akun instagramnya, Neymar kemudian memposting para punggawa skuad Samba seperti Allison, Casemiro maupun Gabriel Jesus di ruang ganti dengan memakai alat bantu pernafasan seperti tabung oksigen di sebelahnya. Neymar tak lupa menyuarakan bahwa Stadion Hernando Siles tersebut tidak manusiawi bagi siapa saja tamu yang bermain. Menurut Neymar itu sebuah kecurangan dari tim tuan rumah.

Sempat Dievaluasi FIFA

Ketidaknyamanan stadion “atas awan” ini sebenarnya pernah dievaluasi oleh FIFA pada tahun 2007. Usut punya usut, awalnya FIFA melakukan evaluasi tersebut karena adanya laporan atau keluhan bermain di ketinggian dari Brazil.

Lewat konfederasi sepak bolanya, Brazil melayangkan protes ke FIFA dan menganggap Stadion Hernando Siles tak layak lagi digunakan. Laporan itu berawal dari nasib yang dialami klub Brazil, Flamengo ketika menderita kekurangan oksigen saat melawan klub Bolivia Real Potosi di Copa Libertadores 2007.

Namun evaluasi FIFA terhadap stadion ini dianggap tidak adil oleh sebagian besar negara yang punya kondisi geografis mirip dengan Bolivia. Bahkan mereka mendukung dan membela Bolivia. Diego Maradona bersama presiden Bolivia ketika itu Evo Morales, mengkampanyekan ketidakadilan evaluasi penggunaan Stadion Hernando Siles tersebut ke seluruh dunia.

Tak luput pula negara anggota Conmebol minus Brazil, menandatangani mosi pencabutan evaluasi FIFA tersebut. Alhasil, perjuangan mereka didengar dan akhirnya FIFA setuju melakukan pengecualian kepada Bolivia untuk bisa terus memakai Stadion Hernando Siles.

Sudah Tak Angker Lagi?

Ya, catatan keangkeran Stadion Hernando Siles ini telah lama terbukti. Bagaimanapun musuh harus bersiasat ketika bermain di markas Bolivia ini. Paling tidak mencoba sesekali bermain sepakbola di daerah ketinggian seperti di La Paz. Atau paling tidak hadir lebih lama sebelum bertandang ke stadion ini untuk adaptasi.

Hal itulah yang kemudian banyak diterapkan oleh beberapa musuh Bolivia. Termasuk Argentina maupun Brazil. Mereka tampaknya telah terbiasa dan perlahan bisa keluar dari masa sulit bermain di ketinggian.

Brazil dan Argentina tak lagi menganggap Stadion Hernando Siles sebagai kuburan mereka. Buktinya bulan Oktober 2020 Argentina akhirnya bisa menang 1-2. Begitupun Brazil yang akhirnya bisa mencukur Bolivia 0-4 di bulan Maret 2022. Terakhir, Argentina yang bertandang ke Hernando Siles pada bulan September 2023 juga bisa menang 3-0.

Meski dianggap tak lagi angker, para musuh yang akan datang ke stadion ini mau tidak mau harus menyiapkan treatment khusus seperti yang diperlihatkan Timnas Argentina di kualifikasi Piala Dunia 2026.

Ya, penggunaan alat bantu pernapasan atau tabung oksigen akan membuat musuh ketar-ketir duluan ketika sampai ke Hernando Siles. Apalagi bagi mereka yang belum pernah mencoba bermain di ketinggian, siap-siap saja jadi korban selanjutnya.

Sumber Referensi : thesun, nytimes, sportsbrief, theguardian, theculturetrip, independent

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *