Arsenal Gak Ada Lawan! Skuad Terkuat Kandidat Juara Liga Inggris 2023/24

Arsenal menggebrak. City dipaksa takluk di Community Shield. The Gunners makin matang persiapannya menuju Liga Inggris. Pasukan London Utara tentu menyimpan optimisme tinggi. Juara Liga Inggris bak harga mati bagi mereka. Pembuktian solidnya skuad Meriam London musim ini membuat mereka semakin difavoritkan merebut gelar Liga Inggris itu dari City.

Pembelajaran Arsenal, Kedalaman Skuad

Penyakit Arsenal dari musim ke musim dari era Wenger adalah kedalaman skuad dan mental. Berkat itulah mereka lama sekali menanti gelar Liga Inggris kembali kepangkuan. Mereka selalu kena PHP setelah beberapa kali sempat menguasai puncak klasemen.

Tapi dengan kerja keras, peningkatan performa bisa kok terwujud. Seperti apa yang dibangun Arsenal oleh Arteta dari musim ke musim. Perlahan mereka mulai menemukan hasilnya. Apalagi di musim ini. Arsenal sedang berjuang keras mengobati penyakit lamanya yakni kedalaman skuad dan mental.

Hal itu sudah terbukti di bursa transfer. Mereka jor-joran menambal posisi yang menjadi kelemahan Arsenal. Mereka berani membayar pemain macam Declan Rice, Jurrien Timber, Kai Havertz maupun David Raya. Secara mental setidaknya dengan kemenangan dramatis melawan City di Community Shield, seharusnya bisa jadi modal penting.

Kiper

Mari kita lihat perubahan di posisi kiper. Arteta musim ini berani membuka persaingan. Arteta tak mau Aaron Ramsdale leha-leha karena tak punya saingan selama musim lalu. Pasalnya walaupun penampilannya terkadang bapuk, Ramsdale tetaplah jadi nomor satu.

Nah di musim ini, Arteta berani membayar David Raya. Kiper andalan Brentford musim lalu untuk dijadikan pesaing Ramsdale. Jadi, jika sewaktu-waktu Ramsdale main jelek, sudah langsung bisa dihukum dengan memainkan Raya sebagai starter.

Hal itu menjadi persaingan yang sehat dan bagus untuk tim. Jadi, tak usah diragukan lagi posisi kiper Arsenal musim ini. Ada dua kiper yang sama kuatnya dan bisa saling mengisi.

Lini Belakang

Lanjut ke lini belakang. Komposisinya makin kuat dan dalam musim ini. Kembalinya Saliba dari cedera jadi kunci. Bagaimanapun hilangnya Saliba mempengaruhi rapuhnya pertahanan Arsenal musim lalu. Kemudian datangnya Jurrien Timber juga menambah banyak opsi bagi Arteta.

Arteta di Community Shield telah menunjukan bahwa pola 4-3-3-nya cocok diaplikasikan dengan skuad yang dimilikinya. Empat di belakang diisi oleh Ben White di bek kanan, Saliba dan Gabriel sebagai duet bek tengah, sedangkan Timber di bek kiri.

Di bek kanan sebenarnya ada banyak stok. Ada White, Tomiyasu, maupun Timber yang bisa bergantian mengisi pos tersebut. Di bek tengah, kalau Saliba dan Gabriel absen, bisa diisi oleh Kiwior, Tomiyasu, atau White. Di bek kiri pun banyak stoknya jika Tierney tak jadi hengkang. Tapi jika ia hengkang, Zinchenko dan Timber nampaknya yang akan bersaing di posisi bek kiri.

Lini Tengah

Sektor lini tengah atau pivot dari Arsenal ini adalah salah satu fokus utama Arteta musim ini. Arteta ingin posisi ini bisa jadi kekuatan Arsenal. Terbukti, Arteta selalu concern membeli pemain di posisi tersebut. Dari sejak membeli Thomas Partey, Sambi Lokonga, Jorginho, hingga sekarang, Declan Rice.

Di format 4-3-3 Arteta, posisi tiga gelandang Arsenal akan ditempati dua gelandang pivot yakni Thomas Partey dan Declan Rice. Dua gelandang double pivot yang bisa jadi formula jenius Arsenal musim ini, jika Partey tak jadi pindah.

Kekuatan double pivot tersebut mampu mengurangi kekhawatiran kedalaman lini tengah The Gunners yang musim ini ditinggal Granit Xhaka. Di sisi lain, Jorginho pun masih tersedia sebagai opsi.

Kekuatan double pivot Arsenal musim ini akan mempermudah Martin Odegaard lebih banyak berkreasi di lini serang. Ya, Odegaard lah yang menemani Partey dan Rice di tiga gelandang Arsenal dalam format 4-3-3.

Gelandang flamboyan Norwegia itu menjadi ruh bagi sistem permainan Arteta. Ibaratnya nih, Odegaard ini adalah otak serangan dari Arsenal seperti di City ada Kevin De Bruyne. Sebagai rotasinya Arsenal juga masih punya Emile Smith Rowe dan juga Fabio Vieira.

Sayap Serang

Odegaard tak sendiri dalam mengkreasikan serangan. Ia dibantu oleh gelandang serang lainnya di sisi sayap. Sayap kanan pasti menjadi milik Bukayo Saka. Lalu di sisi sayap kiri ini yang menarik. Pasalnya ada dua pemain ekspolsif yang bisa meledak setiap saat, yakni Gabriel Martinelli dan Leandro Trossard. Dua pemain itu tampaknya yang bersaing dan akan sering dirotasi oleh Arteta di posisi sayap kiri.

Eh jangan lupa, kini Arsenal juga punya Kai Havertz lho. Pemain baru yang dibeli dari Chelsea. Kata Arteta, Havertz juga bisa difungsikan sebagai gelandang serang di belakang striker, seperti apa yang Havertz pernah lakukan di Bayer Leverkusen.

Striker

Lanjut di posisi striker. Arsenal sebenarnya punya banyak PR di lini ini. Arsenal nampaknya rindu striker gacor yang bisa menjamin golnya datang di tiap minggunya. Mereka kini hanya punya Gabriel Jesus dan Eddie Nketiah sebagai striker murni “nomor 9”.

Ketika ada salah satunya yang absen atau out of perform, Arteta bisa pusing. Seperti yang terjadi di awal musim ini dengan cederanya Jesus. Arteta harus berputar otak mencari berbagai opsi alternatif. Membeli stiker lagi atau menyiasatinya dengan meracik komposisi yang baru?

Opsi Alternatif

Kalau melihat beberapa laga pramusim maupun Community Shield, setidaknya Arteta sudah bisa mulai menyiasatinya. Salah satunya dengan menggunakan striker false nine.

Terbukti, Havertz dipakai sebagai striker false nine di laga Community Shield, bukan Nketiah. Meski tak mencetak gol, paling tidak perannya itu beberapa kali sempat membahayakan gawang City. Peran itu sebenarnya juga bisa dimainkan oleh Leandro Trossard. Trossard sudah pernah sukses mencoba posisi itu beberapa kali di Brighton.

Di laga uji coba melawan AS Monaco, Eddie Nketiah ternyata bisa juga lho dicoba sebagai striker inti Arsenal. Hasilnya lumayan. Meski naluri golnya tak spesial, tapi daya jelajahnya yang tinggi bisa membuka ruang bagi rekan-rekanya untuk produktif mencetak gol.

Opsi alternatif lainnya adalah memakai pola 3-2-4-1 mirip seperti formasi Manchester City. Jadi, Ben White, Saliba, dan Gabriel jadi tiga sejajar di sektor bek. Sementara itu, posisi Zinchenko atau Timber, bisa hybrid sebagai gelandang tengah menemani salah satu gelandang pivot, Rice atau Partey.

Di sayap kiri, masih diisi Martinelli atau Trossard. Di sayap kanan ada Bukayo Saka. Dan dua pemain di belakang striker, ada Havertz dan Odegaard. Havertz dan Odegaard ini akan berperan seperti Gundogan dan De Bruyne di City musim lalu. Di posisi striker tetap ada satu. Kalau tidak Jesus, ya Nketiah.

Opsi alternatif 3-2-4-1 itu perbedaanya terletak pada banyaknya pemain yang ditempatkan di area lini belakang lawan. Hanya menyisakan satu pivot Rice atau Partey, dibantu satu Inverted Full Back, entah Zinchenko atau Timber.

Bagaimanapun dengan perombakan ini Arsenal jadi makin mengerikan. Kedalaman skuadnya hampir terpenuhi. Tinggal pintarnya Arteta saja meracik strategi dan membangun mental juara anak asuhnya.

Sumber Referensi : premierleague, sportingnews, onefootball, givemesport, footballondon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *