Bukti Sah dan Simbol Perlawanan Dibalik Napoli Menjadi Juara Serie A

Hasil 1-1 melawan Udinese secara resmi menahbiskan Napoli sebagai raja di Serie A musim ini. Sang raja dari kota Naples yang sudah lama dicemooh itu akhirnya kembali meraih mahkota. Gelar juara Il Partenopei ini tak hanya sebatas sebuah gelar. Karena ini juga merupakan simbol perlawanan yang telah lama melekat di publik Naples yang akhirnya bisa terlampiaskan.

Penantian 33 Tahun

Gelar Scudetto Serie A 2022/23 diraih Napoli setelah klub yang identik dengan jersey biru muda itu telah lama tertidur. Ya, bermusim-musim Il Partenopei hanya bisa bermimpi dari tidurnya yang pulas melihat trofi Serie A ada dalam pangkuan.

Mereka hanya jadi penonton selama 33 tahun menyaksikan klub-klub lain silih berganti mengangkat trofi itu. Mendiang Maradona menjadi saksi terakhir kejayaan Il Partenopei meraih mahkota Serie A itu pada musim 1989/90.

Meski 33 tahun menanti, rekor penantian juara Napoli itu masih lebih sedikit dari rekor penantian juara AS Roma. Dimana Giallorossi telah menanti 41 tahun sejak gelar juara pertama mereka yang diraih pada 1942, dan gelar Scudetto yang kedua diraih pada 1983.

Menyamai Gelar Scudetto AS Roma

Bagi Il Partenopei, bukti sah mereka meraih Scudetto musim ini juga tercatat menyamai pencapaian klub Italia selatan lainnya, AS Roma. Ya, gelar juara Napoli yang dikunci di pekan 33 itu, merupakan gelar Scudetto ke-3 mereka sepanjang sejarah klub.

FYI aja, gelar Scudetto mereka yang pertama diraih pada musim 1986/87. Ketika itu, Partenopei juara setelah unggul tiga angka atas Juventus. Sedangkan gelar Scudetto kedua mereka diraih Maradona dan kawan-kawan pada musim 1989/90. Ketika itu mereka juara dengan unggul dua poin atas AC Milan.

Tiga gelar yang diraih Napoli tersebut, juga membuat daftar juara Serie A berubah. Mencatatkan Napoli melewati perolehan gelar juara Lazio dan Fiorentina yang sama-sama masih meraih dua kali Scudetto.

Rekor Tercepat Scudetto Menyamai Inter dan Juventus

Gelar Scudetto Napoli musim ini juga tercatat dalam rekor lain, yakni rekor tercepat dalam meraih Scudetto. Menurut Squawka, Napoli telah menyamai pencapaian Inter dan Juventus dalam hal rekor tersebut. Di mana kini Napoli, Inter, dan Juventus, sama-sama memiliki rekor tercepat dalam meraih Scudetto yakni lima laga lebih awal.

Gelar Scudetto Napoli ini menarik secara angka. Mereka mengakhiri puasa gelar selama 33 tahun, juara di giornata ke-33, dan merupakan koleksi juara ke-3 mereka. Laga di stadion Dacia Udinese yang berkesudahan seri, membuat mereka berpesta sekaligus menyamai rekor Inter pada musim 2006/07 dan Juventus di musim 2018/19.

Inter asuhan Roberto Mancini di musim 2006/07 menyegel Scudetto di pekan-33 setelah poinnya tak terkejar oleh AS Roma. Ketika itu Nerazzurri menang 1-2 di kandang Siena dan berpesta di sana.

Sedangkan Juventus asuhan Allegri di musim 2018/19 menyegel Scudetto di pekan ke-33 setelah poinnya tak terkejar oleh Napoli. Ketika itu Bianconeri berpesta setelah menang atas Fiorentina 2-1 di kandang sendiri.

Rekor Sempurna Secara Poin

Tak hanya rekor juara tercepat, Napoli meraih juara di lima laga lebih awal juga dengan raihan poin yang meyakinkan. Menurut Squawka, meski masih melangsungkan lima laga sisa, Napoli sudah mencapai perolehan gol terbanyak yakni 69 gol

Sedangkan dari segi pencapaian keberhasilan umpan mereka atau most passes complete sudah mencapai angka 17.312. Yang lebih hebatnya lagi, penyegelan gelar Scudetto mereka diraih dengan rekor kebobolan yang paling sedikit yakni 23 gol.

Rekor Osimhen

Tak hanya rekor tim, rekor atas nama pemain pun juga diraih. Terutama bagi sang predator lini serang mereka, Victor Osimhen. Dengan gol semata wayangnya ke gawang Udinese, menjadikan striker Nigeria itu melewati pencapaian Samuel Eto’o sebagai pencetak gol terbanyak selama satu musim di Serie A.

Eto’o ketika membela Inter Milan pada musim 2010/11 telah menciptakan 21 gol di Serie A. Torehan itu akhirnya mampu dilewati Osimhen yang kini sudah mencetak 22 gol. Pencapaian Osimhen tersebut juga bisa menyamai rekor gol legenda Afrika lainnya, George Weah.

Kalau ditotal selama hijrah di Serie A, Osimhen telah mencetak 46 gol bagi Napoli di berbagai kompetisi. Jumlah gol itu sama dengan apa yang diraih bintang Liberia kala membela AC Milan, George Weah. Bahkan bisa melebihi catatan Weah.

Karena masih menyisakan beberapa laga sisa, Osimhen juga bisa menyamai pencapaian Maradona, yakni menjadi top skor plus Scudetto di musim 1989/90. Di mana hingga giornata ke-33, 22 gol Osimhen masih bersaing dengan 19 gol milik Lautaro Martinez.

Rekor Luciano Spalletti

Setelah rekor pemain, rekor lainnya yang tak kalah penting adalah rekor sang juru taktik. Sang Allenatore berkepala plontos, Luciano Spalletti kini telah menciptakan sejarah untuk pertama kalinya menggondol Scudetto dalam karir kepelatihannya.

Setelah melalang buana selama 15 tahun lamanya di klub macam Venezia, Ancona, Empoli, Sampdoria, Udinese, AS Roma, hingga Inter Milan, akhirnya gelar yang diidam-idamkan pelatih gundul itu berakhir di Napoli.

Menurut Opta, pencapaian itu juga ditambah dengan rekor pelatih tertua di Serie A yang berhasil meraih Scudetto. Spalletti meraih Scudetto di usia 64 tahun 58 hari.

Napoli Juara Setelah Argentina Juara Dunia

Ada hal yang menarik di balik Napoli menyegel Scudetto musim ini. Ya hal itu dikaitkan Argentina, tempat kelahiran legenda mereka, Diego Armando Maradona. Percaya tidak percaya, fakta telah membuktikan bahkan beberapa sumber seperti Opta maupun Squawka juga mencatat.

Ketika dulu Argentina terakhir meraih juara piala dunia pada 1986, Tepat setelah itu Napoli meraih gelar Scudetto yakni di musim 1986/87. Setelah lama menanti dan akhirnya tim Tango itu kembali meraih gelar juara piala dunia 2022, Napoli juga akhirnya kembali meraih Scudetto di musim 2022/23.

Simbol Perlawanan Italia Selatan

Yang tak kalah penting adalah gelar Scudetto Napoli ini merupakan kemenangan dari sebuah perlawanan. Selama ini Napoli adalah sebuah simbol bagi perlawanan Italia Selatan.

FYI aja, di Italia menurut sejarah telah terjadi ketimpangan masyarakat antara Italia Selatan dan Utara. Kesenjangan itu tak hanya sampai di permasalahan ketimpangan ekonomi saja, namun merembet ke ranah sepakbola.

Klub-klub Italia Selatan dicap tertinggal oleh Italia Utara. Terbukti dari segi perolehan gelar Scudetto, klub-klub Italia Selatan seperti Napoli, AS Roma, Lazio, Cagliari, Catania, Bari, Palermo maupun Regina tak mampu menyaingi perolehan gelar dari klub Italia Utara seperti Juventus, Inter, AC Milan, Fiorentina, Torino, Genoa, Atalanta, Sampdoria, maupun Bologna.

Digambarkan betapa riuhnya pesta perayaan Napoli ketika Scudetto di musim 1986/87 silam. Sindiran dan cemoohan bagi klub Italia Utara tak luput mengiringi perayaan mereka Apakah hal itu akan terulang lagi di pesta perayaan Napoli musim ini?

Kini pembuktian tim Italia Selatan sudah terwujud. Tim-tim lain di Italia Selatan kini berterima kasih kepada Napoli karena sudah mewakili supremasi perlawanan Italia Selatan. Selamat sekali lagi, Forza Napoli!

Sumber Referensi : mirror, theguardian, express, bbc, espn

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *