
Dulu Trengginas, Penyerang Top Ini Loyo di Liga Inggris Musim 2022/23
admin
- 0
- 28
Nasib buruk bisa menimpa pesepakbola manapun, tak terkecuali para penyerang papan atas Liga Inggris. Memasuki pekan-pekan terakhir kompetisi terbaik di dunia itu, para penyerang dari setiap klub masih berusaha untuk memperbaiki urusan mencetak gol mereka. Ya, setidaknya untuk menjadi yang nomor dua di bawah Erling Haaland.
Kehadiran beberapa nama baru membuat Premier League diprediksi akan memunculkan sosok anyar sebagai pemuncak daftar top skor musim ini. Di lain hal, nama-nama yang dulu bersaing menjadi yang terbaik justru kali ini melempem. Dan berikut adalah pemain yang mengalami penurunan jumlah gol apabila dibandingkan dengan musim lalu.
Jamie Vardy
Nama penyerang pertama yang penampilannya sangat mengecewakan musim ini adalah Jamie Vardy. Striker Leicester City ini telah mengalami penurunan jumlah gol yang sangat signifikan. Musim lalu, penyerang asal Inggris ini berhasil membukukan 15 gol di Liga Inggris. Namun, musim ini Vardy bahkan belum menyentuh angka lima dalam jumlah torehan golnya.
Beriringan dengan loyonya performa Leicester City, pemain yang membawa Leicester juara Premier League tahun 2016 tersebut juga mengalami penurunan performa pada musim ini. Per pekan ke-32, Vardy baru mencetak dua gol saja. Padahal, dalam lima musim terakhir, ia selalu mencetak dua digit gol setiap musimnya.
Permasalahan usia dan pergantian peran diperkirakan jadi masalah utama mengapa dirinya tak secemerlang dulu. Musim ini, Leicester lebih mengandalkan Harvey Barnes dan Patson Daka untuk urusan mencetak gol. Sementara Vardy yang mulai kehilangan kecepatannya hanya menjadi pemantul bola. Ia bahkan baru mencetak gol kedua di laga kontra Leeds kemarin setelah tak mencetak gol sejak Oktober lalu.
Son Heung-min
Pemain kedua yang mengalami penurunan performa adalah bintang asal Korea Selatan, Son Heung-min. Hingga pekan ke-32, penyerang Tottenham Hotspur itu baru mencetak delapan gol saja musim ini. Mungkin untuk sebagian orang itu bukan angka yang buruk. Tapi, jika melihat performanya musim lalu yang berhasil mencetak 23 gol, Son wajib masuk ke dalam daftar ini.
Menjadi peraih sepatu emas musim 2021/22 membuat ekspektasi fans terhadap Son makin tinggi musim ini. Namun, hampir selalu menjadi pilihan utama di lini depan Spurs tampaknya tak membuat Son bisa menyamai performanya musim lalu. Bahkan kemampuan dribblingnya juga menurun. Dalam lima tahun terakhir, persentase dribbling sukses Son selalu berada di sekitar 58%. Namun, musim ini hanya di angka 32%.
Menurut The Athletic, perubahan skema build up Spurs juga mempengaruhi performa sang pemain. Musim lalu, Antonio Conte menginstruksikan Harry Kane sebagai pelayan setia Son di lini depan. Namun, musim ini dibalik. Kane yang mengambil peran sebagai pencetak gol utama The Lilywhites. Tapi, bagi pemain yang musim lalu jadi top skor, performa Son dalam urusan mencetak gol begitu mengecewakan musim ini.
Richarlison
Pemain selanjutnya juga datang dari Tottenham Hotspur, Richarlison. Jika Son masih bisa mencetak gol, mantan punggawa Everton ini malah lebih parah. Terhitung hingga pekan ke-32, Richarlison belum mencetak satu gol pun di Liga Inggris musim ini. Ia hanya mencetak empat assist.
That’s now 22 Premier League games without a goal for Tottenham’s all-time record signing, Richarlison.
But he’s a great wind-up & runs around a lot. pic.twitter.com/UEBSxbZqux
— Barstool Football (@StoolFootball) April 23, 2023
Statistik itu jauh apabila dibandingkan dengan performanya musim lalu ketika masih berseragam The Toffees. Penyerang asal Brazil itu berhasil mengemas 10 gol dalam 30 pertandingan musim 2021/22. Faktor utama mengapa torehan golnya menurun adalah perbedaan peran antara di Everton dan Spurs.
Di Everton, Richarlison merupakan penyerang utama bersama Dominic Calvert-Lewin. Namun, di Spurs situasinya berbeda. Keberadaan Harry Kane dan Son Heung-min membuat dirinya tak lagi menjadi pilihan utama. Musim lalu ia bisa mencatatkan 2.528 menit bermain di Liga Inggris, sedangkan di Spurs, ia bahkan baru mencatatkan 700 menit bermain saja.
Mohamed Salah
Bergeser ke daerah Merseyside, Liverpool menyumbangkan dua nama penyerangnya yang mengalami penurunan performa, salah satunya adalah Mohamed Salah. Sama-sama mencetak 23 gol di Liga Inggris musim lalu, pemain asal Mesir ini berhasil menggondol trofi sepatu emas bersama Son Heung-min. Meski demikian, awal musim 2022/23 jadi masa-masa yang sulit bagi Salah.
Gol-golnya tiba-tiba mengering. Bahkan, kapten Timnas Mesir itu hanya mencetak dua gol dalam sepuluh pertandingan awalnya di Liga Inggris musim 2022/23. Dilansir The Athletic, ada beberapa faktor yang menyebabkan Salah kesulitan di awal musim.
Salah satunya kehilangan partner main utamanya yakni Sadio Mane yang hengkang ke Bayern Munchen dan Roberto Firmino yang sudah jarang dimainkan. Selain itu serangan The Reds selalu terpusat pada striker baru, Darwin Nunez. Menurut Jurgen Klopp, beberapa bek sayap lawan juga mulai terbiasa untuk mematikan pergerakan Salah.
Tercatat hingga pekan ke-32, Salah sudah mencetak 16 gol. Mungkin dari semua nama, Salah masih jadi yang paling mending. Meski begitu, jika melihat sisa pertandingan, Salah masih bisa mengejar jumlah golnya musim lalu. Tapi sangat sulit.
Diogo Jota
Pemain Liverpool lainnya adalah Diogo Jota. Pemain berusia 26 tahun itu, berhasil mencetak 15 gol di Liga Inggris musim lalu. Namun, hingga pekan ke-32, ia baru mencatatkan empat gol di liga. Itu merupakan penurunan yang cukup signifikan karena menit bermainnya juga menurun akibat cedera yang dialami.
Namun, cedera sebetulnya bukan masalah yang asing bagi Jota. Pada musim pertama bersama Liverpool, Jota juga berkutat dengan cedera tetapi berhasil mencetak sembilan gol di Liga Inggris musim 2020/21. Permasalahan lain adalah beberapa pemain baru yang didatangkan Liverpool adalah seorang penyerang.
Dari Darwin Nunez hingga Cody Gakpo. Banyaknya opsi penyerang yang dirasa lebih fresh dan menjanjikan membuat posisi Jota di skuad utama Liverpool kian tersisih. Sekalinya diberi kesempatan bermain, tugasnya bukan lagi merangsak ke kotak penalti dan mencetak gol. Jota lebih sering bermain agak kebelakang dan memberikan support kepada pemain depan lain.
Wilfried Zaha
Selanjutnya ada bintang Crystal Palace, Wilfried Zaha. Mantan punggawa Manchester United ini juga mengalami penurunan jumlah gol yang cukup drastis. Dalam beberapa tahun terakhir, Zaha jadi andalan Palace dalam urusan mencetak gol. Meski performa tim gitu-gitu aja, Zaha tetap konsisten mencetak dua digit gol setiap musimnya. Namun, musim ini berjalan cukup sulit baginya.
Awal musim Zaha memang rutin mencetak gol. Ia bahkan berhasil mencetak empat gol dari lima pertandingan awal di Liga Inggris. Namun, setelah itu Zaha bak kehabisan bensin. Meski sesekali dimainkan sebagai striker tunggal, Zaha kesulitan mencetak gol. Hingga pekan ke-32 Zaha baru mencetak enam gol saja. Ia bahkan sudah tak mencetak gol sejak November 2022.
Raheem Sterling
Pemain terakhir adalah Raheem Sterling. Didatangkan dari Manchester City, Sterling belum bisa tampil sesuai harapan. Torehan golnya turun drastis apabila dibandingkan dengan musim lalu. Ketika masih berseragam City, Sterling mampu mencetak 13 gol dalam 30 pertandingan. Namun, musim ini ia baru mencetak empat gol dari jumlah laga yang tak jauh berbeda.
Dengan hasil tersebut dirinya saat ini mencatatkan satu gol per 389 menit, berbeda jauh dari musim sebelumnya dimana Sterling mampu mencetak gol per 164 menit. Dengan melihat performa Chelsea sejauh ini, rasanya cukup sulit bagi penyerang Timnas Inggris itu untuk menyamai pencapaiannya musim lalu.
Sumber: Independent, 90min, Sky Sport, The Athletic