Guru Ngajarin Murid! Xabi Alonso Beri Tantangan, Tapi Mou Terbukti Lebih Pengalaman!

Kemenangan penting diraih AS Roma ketika melawan Bayern Leverkusen di leg pertama babak semifinal Europa League. Pertandingan berakhir dengan skor tipis 1-0. Ini tetap jadi bekal yang berharga untuk Roma di leg kedua nanti. Mengingat pertandingan kedua akan dilangsungkan di Jerman markas Leverkusen.

Gol semata wayang dicetak oleh Edoardo Bove, yang merupakan pemain muda asli didikan Roma. Ia mencetak gol itu di menit ke-63. Gol itu cukup untuk membuat pasukan serigala ibu kota percaya diri dan mengakhiri pertandingan dengan kemenangan.

Setelah pertandingan, Bove mengaku senang dengan hasil yang ia capai. Ia juga berkata kalau ini adalah kemenangan yang penting dan optimis bisa meraih hasil yang sama di leg kedua.

“Saya sangat senang dengan hasil ini. Hari ini kami memberikan intensitas yang besar. Mereka cukup merepotkan di awal pertandingan namun bisa mengatasinya di babak kedua. dan pergi bertandang dengan keinginan yang sama.” Ucapnya dikutip dari guardian.

Prediksi Mou Soal Xabi

Ini memang jadi malam yang monumental bagi Bove. Mengingat kalau ini adalah gol pertamanya di ajang Eropa. Tapi yang jadi sorotan sejak sebelum laga ini dimulai adalah pertarungan antara Mourinho dan Xabi Alonso.

Mourinho beberapa tahun lalu, tepatnya di tahun 2019 pernah memprediksi kalau Xabi bakal jadi pelatih yang hebat. Dikutip dari the analyst, saat itu Mou berkata kalau Xabi punya latar belakang yang sama seperti dirinya. Mou juga berkata kalau cara bermain Xabi di lapangan membuatnya punya bakat untuk jadi pelatih.

“Ayahnya adalah pelatih sepakbola. Jadi ia tumbuh di lingkungan yang sama dengan saya. Lalu dia jadi pemain, yang tentu saja jauh lebih hebat daripada saya dulu. Posisi dan perannya di lapangan dan wawasannya soal permainan sangatlah tinggi.” Ungkapnya.

Selain itu, Mou juga tidak membantah kalau karir sepak bola Xabi memberinya ilmu dalam jadi pelatih. Itu berkat karir cemerlang Xabi yang pernah bermain di tim-tim besar Eropa. Sebut saja seperti Liverpool, Real Madrid, dan Bayern Munchen.

Pengalaman Xabi bermain di klub-klub itu memberikan kesempatan untuknya dilatih langsung oleh para pelatih handal. Itu membuat Xabi bisa belajar taktik dan memimpin tim dari para ahlinya. Karena itulah Mou sangat yakin kalau Xabi akan jadi pelatih hebat suatu saat nanti.

“Dia bermain di Spanyol, Inggris, dan di Jerman. Di Bayern Munchen ia dilatih oleh Pep Guardiola, dengan saya sendiri di Madrid, juga dengan Ancelotti di Madrid, dan Rafael Benitez ketika ia bermain untuk Liverpool. Jadi, jika dilihat dari itu semua maka Xabi punya potensi yang besar untuk jadi pelatih hebat.

Hubungan Dengan Mourinho, Jadi Pelatih Bayer

Xabi sendiri punya hubungan yang spesial kepada the special one. Ia gelandang andalan Mou selama pelatih asal Portugal itu bertugas di Bernabeu. Xabi bermain 151 pertandingan Madrid selama tahun 2010 sampai 2013. Ia jadi pemain yang paling sering dimainkan Mou di el real setelah Cristiano Ronaldo.

Selama masanya itu, Mou dan Xabi bersama-sama telah memenangkan gelar La Liga, Copa del Rey, dan Piala Super Spanyol. Hubungan mereka terjalin manis semasa itu. Setelah Mou hengkang dari Madrid, Xabi adalah salah satu pemain yang mengungkapkan betapa spesialnya pelatih itu.

“Sejauh pengalaman saya bekerjasama dengan pelatih lain, Jose adalah pelatih yang sedikit berbeda. Cara dia menyalurkan energi dan berkomunikasi dengan para pemain berbeda. Seperti dia juga merasakan apa yang kami rasakan” kenangnya dikutip dari goal.com.

Setelah Xabi pensiun di tahun 2017, ia langsung terjun ke dunia pelatihan. Awalnya sebagai pelatih Real Madrid U-13. Sampai akhirnya di bulan Oktober mengambil alih kursi kepelatihan Bayer Leverkusen.

Xabi Alonso langsung memberikan dampak dan jadi sorotan di Bundesliga. Ia mewarisi Leverkusen yang duduk di peringkat 17. Kemudian pelatih berusia 41 tahun itu memenangkan 17 pertandingan dari 32 total laga yang dijalani dan hanya kalah delapan kali. Kini Leverkusen duduk nyaman di peringkat keenam Bundesliga

Xabi Beri Tantangan ke Mou

Xabi bahkan bisa bawa Leverkusen melaju sampai sejauh ini di ajang Europa League. Ironisnya, ia harus mengalahkan sang guru untuk melaju ke final yang didamba-dambakan para pendukung die schwarzroten.

Meskipun di leg pertama ini ia kalah, tapi Xabi sudah terbukti bisa berikan tantangan ke Mourinho. Di pertandingan itu, Leverkusen bahkan bisa berikan ancaman terlebih dahulu di menit awal ketika Robert Andrich melepaskan tembakan rendah yang melebar ke sisi gawang.

Anak asuh Xabi Alonso juga terus berikan serangan konstan di babak pertama yang cukup merepotkan barisan pertahanan Roma. Sayangnya babak pertama harus berakhir imbang tanpa gol. Keadaan itu memberikan waktu yang cukup kepada Mourinho untuk mengkalibrasi kembali strateginya di ruang ganti.

Ini membuat Roma bermain dengan nyaman di babak kedua. Meskipun begitu, barisan pertahanan Leverkusen masih membuat Roma kesulitan untuk menyerang. Terkadang dalam sepak bola, pengalaman, ketenangan dan ketahanan di pertandingan jadi faktor yang lebih berpengaruh. Pada akhirnya Roma lah yang menciptakan gol setelah Bove dapat bola rebound.

Setelah pertandingan, Xabi mengaku senang bisa reunian dengan Mou setelah sekitar 10 tahun tidak bertemu. Terlepas dari itu ia merasa kecewa dengan hasil yang didapatkan.

“Saya sempat berbicara dengan Mou, sangat menyenangkan setelah hampir sepuluh tahun tidak bertemu. Dari segi taktis, saya sudah tahu kalau kami berhadapan dengan tim hebat. Kami tidak senang dengan hasil ini. Kami tidak ingin kalah.”

Ambisi Mou Kuasai Eropa

Tepat di akhir laga, Mourinho mengangkat enam jarinya ke para pendukung Roma. Ini mengindikasikan kalau ia berjanji ke Romanisti bahwa ia akan bawa pulang piala Eropa keenamnya di akhir musim ini.

Musim kemarin, Mourinho membawa giallorossi menjuarai European Conference League untuk pertama kalinya. Setelah kemenangan leg pertama ini, Mou hanya berjarak 90 menit dari final kompetisi Eropa kedua kalinya secara berturut-turut. Dan jika menjuarai Europa League, ini akan menambah koleksi piala Eropa the special one.

Mou sudah pernah dua kali meraih trofi Liga Champions dan dua kali jadi juara Europa League. Ditambah dengan satu Conference League, Mou kini punya lima piala Eropa. Mendapatkan trofi Europa League tidak hanya memperindah rekornya. Tapi juga jadi gelar Europa League pertama mereka.

Sumber referensi: Guardian, Bundesliga, UEFA, Goal, Analyst, As, Daily

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *