Habis Juara Serie A, Kenapa Napoli Malah Banyak Masalah

Rasanya baru kemarin Napoli bereuforia mengakhiri penantian panjang juara Serie A. Namun, euforia di seantero kota Naples yang meriah itu, tiba-tiba luntur ketika muncul riak-riak permasalahan yang ada di tubuh internal mereka. Nah, hal inilah yang sebenarnya banyak memunculkan pertanyaan. Ada apa sih dengan Napoli?

Masalah De Laurentiis Dan Spalletti

Geger geden masalah di tubuh Napoli sebenarnya diawali dengan retaknya hubungan antara Luciano Spalletti dengan Presiden Aurelio De Laurentiis. Dua orang yang berjasa besar di balik keperkasaan Napoli menjadi juara Serie A musim ini.

Setelah menghadapi Inter di Serie A beberapa waktu lalu, Luciano Spalletti baru mengungkapkan, bahwa hubungannya dengan Aurelio de Laurentiis memang sudah rusak sejak lama. Bahkan sebelum Napoli meraih scudetto.

Awal musim ini saja, Spalletti harus kehilangan beberapa pemain pilarnya. Banyak pilar penting yang justru disingkirkan oleh De Laurentiis. Seperti Dries Mertens hingga Lorenzo Insigne. Spalletti merasa tidak didukung penuh oleh sang presiden. Konflik Spalletti dan De Laurentiis makin meruncing setelah Napoli gugur di perempat final Liga Champions.

Menurut laporan The Athletic, pada saat itu, handphone Spalletti berbunyi. Ada notifikasi dari sang presiden bahwa ia menginginkan Spalletti memperbaharui kontraknya untuk beberapa musim ke depan. FYI aja, kontrak pelatih gundul itu akan habis tahun 2024. Masalahnya, dalam kontrak barunya itu tidak ada kenaikan gaji sesuai apa yang diharapkan Spalletti.

Tak sampai di situ. Penunjukkan Spalletti sebagai pelatih Napoli awalnya juga problematik. Spalletti seolah terhina karena Napoli ternyata pernah menolaknya. Spalletti tahu, De Laurentiis sejatinya cuma menginginkan Massimiliano Allegri. Itu ditandai dengan pertemuan intens antara De Laurentiis dan Allegri. Pertemuan itu bahkan sampai empat kali. Namun, karena gagal, ditunjuklah Luciano Spalletti.

Spalletti Hengkang?

Nah, atas masalah yang mulai terkuak itulah sinyal pelatih gundul itu akan hengkang semakin menguat. Meski kontraknya masih satu tahun lagi, ia sudah banyak mengisyaratkan pada media di Italia bahwa, musim ini adalah musim terakhirnya bersama Partenopei.

Tanda-tandanya pun sudah terjadi sejak lama. Ia tak membeli rumah di Kota Naples selama dua tahun ini. Ia memilih tinggal di apartemen tempat latihan Napoli. Sedangkan istri dan keluarganya selama dua tahun ini juga tak diboyong ke Napoli.

Dilansir The Athletic, tanda Spaletti pergi juga tentang track record prinsipnya. Ia meninggalkan AS Roma pada 2017 juga ketika ia mendapat perlakuan kurang hormat dari ikon AS Roma, Francesco Totti.

Di sisi lain, sikap presiden Napoli yang pernah menyia-nyiakan Maurizio Sarri juga bisa jadi patokan. Sarri dulu dicap sebagai pengkhianat oleh De Laurentiis ketika hengkang ke Chelsea. Namun, Sarri membantah dan vulgar menyebut, ia hanya dibayar murah oleh Napoli. Hal yang sama juga terjadi pada Spalletti dengan kontraknya yang tidak dinaikan.

Kemungkinan minggatnya pelatih pasca menjuarai Serie A, juga ternyata bukan kali ini saja lho. Sudah tiga pelatih Serie A hengkang, justru setelah jadi juara. Mereka adalah Fabio Capello pasca juara bersama AC Milan pada 1996.

Kemudian Jose Mourinho setelah juara bersama Inter pada 2010. Dan yang terakhir, ada Antonio Conte setelah juara bersama Inter di 2020 lalu. Lantas apakah Spalletti akan jadi yang keempat?

Presiden Sudah Mencari Penggantinya

Lucunya, dengan beberapa tanda-tanda Spalletti akan meninggalkan Napoli, justru sang presiden tak tahu malu. Ia malah bersikap santai dan bahkan legowo mengikhlaskannya. Sikap yang tak tau terima kasih dari sang presiden inilah yang banyak dikecam.

Kepada La Gazzetta Dello Sport, De Laurentiis mengatakan. “Dalam hidup, kebebasan adalah sesuatu yang tak ternilai. Saya tidak boleh menahan siapapun. Karena mereka harus bisa hidup tanpa saya.”

Kalimat itu menunjukkan seolah-olah Spalletti hanyalah orang biasa. Padahal kita tahu sendiri kerja kerasnya selama ini. Baru saja juara, tapi De Laurentiis juga sudah menyiapkan calon pengganti Spalletti sejak dini.

Menurut laporan La Republica, De Laurentiis menyiapkan Luis Enrique sebagai calon pengganti Spalletti. Laporan lain dari pakar transfer, Gianluca Di Marzio menyebut, selain Enrique, Thiago Motta, Julian Nagelsmann, dna Vincenzo Italiano juga dipersiapkan untuk menjadi pelatih Napoli berikutnya.

Menurut Di Marzio, dari nama-nama itu memperlihatkan bahwa meskipun memecat Spalletti, De Laurentiis masih akan meneruskan kerangka permainan Napoli musim ini ke musim depan. Karena beberapa nama tadi adalah pelatih penganut sistem 4-3-3, sama dengan Spalletti.

Akan tetapi, ada juga kabar terkini yang mengejutkan. Bahwa pelatih penganut format tiga bek seperti Antonio Conte maupun Gasperini, masuk juga dalam radar De Laurentiis.

Masalah Lain Direktur Teknik Mereka, Guintoli

Masalah Napoli tidak berhenti di pelatihnya yang akan hengkang. Direktur Olahraga Napoli, Cristiano Guintoli juga akan segera hengkang. FYI aja, Guintoli inilah otak dari beberapa pembelian dan penjualan pemain di Napoli. Ia diangkat De Laurentiis sejak 2015 silam.

Awal musim ini, Guintoli melakukan gebrakan luar biasa. Ia berani kehilangan banyak pemain pilar, dan membeli pemain yang sebetulnya meragukan seperti Khvicha Kvaratskhelia, Kim Min-Jae, maupun Zambo Anguissa. Namun, nama-nama tadi justru menjadi kunci keberhasilan Napoli menjuarai Serie A musim ini. Itulah salah satu bukti kecerdasan Guintoli.

Juventus pun akhirnya tergiur untuk mendatangkannya. Menurut Di Marzio, kini isunya Guintoli bahkan sudah “done deal” dengan Juventus. Meski kontraknya di Napoli masih tersisa satu tahun lagi. Ini bakal jadi suatu kehilangan yang sangat besar bagi Napoli.

Pasalnya, Napoli selama ini sudah berhasil dalam proyek pembangunan skuad bersama Guintoli. Peran kolaborasi Guintoli dengan Sarri, Ancelotti, Gattuso, maupun Spalletti selama ini di Napoli terbukti sukses. Apa jadinya kalau De Laurentiis tanpa Guintoli?

PR Besar Napoli Musim Depan

Jika De Laurentiis menghendaki Guintoli hengkang, maka mereka mau tidak mau harus membangun Napoli dengan jalan yang baru.

Entah siapa yang akan menggantikan Guintoli. Yang jelas, itu akan menjadi PR besar Napoli di musim depan. Siapa pemain yang akan dibeli, atau siapa pemain yang akan dijual, itu adalah tugas yang harus dipikirkan bersama oleh pelatih dan direktur teknik Napoli musim depan.

Mempertahankan gelar Serie A, finish lagi di empat besar, serta menaikan level permainan di kancah Liga Champions adalah PR berat yang menanti Partenopei musim depan. Syukur-syukur masih bisa bersama Spalletti dan Guintoli lagi. Namun jika tidak, publik Naples tak mau tahu. Pokoknya, Partenopei bisa meraih prestasi lebih baik lagi musim depan.

Sumber Referensi : theathletic, sportsbrief, transfermarkt, onefootball, gianlucadimarzio.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *