
Jenius! Pemainnya Digerogoti, Tapi Leipzig Selalu Punya Penggantinya
admin
- 0
- 30
Aktivitas transfer memang tak selalu untuk mendapatkan cuan, akan tetapi tidak bagi Leipzig. Klub yang dimiliki raksasa minuman berenergi RedBull itu, sejak promosi ke Bundesliga 2016 silam selalu punya cara yang jenius dalam hal tambal sulam pemain yang menguntungkan.
Menariknya, dalam melakukan cara itu mereka tak terlalu keteteran secara penampilan. Ibaratnya, meski kehilangan pemain pilar, mereka masih bisa tembus papan atas Bundesliga. Bahkan tak jarang meraih trofi, misal DFB Pokal. Nah, musim 2023/24 ini, mereka pun akan mengalami hal yang serupa. Apakah mereka akan tetap berhasil?
𝐑𝐁 𝐋𝐞𝐢𝐩𝐳𝐢𝐠: A One-Club Transfer Merry-Go-Round 🇩🇪
With Christopher Nkunku, Konrad Laimer and Dominik Szoboszlai gone, and Josko Gvardiol possibly to follow, how are RB Leipzig ensuring they stay competitive?
✍️ @DavidSegar_
— Opta Analyst (@OptaAnalyst) July 13, 2023
Tambal Sulam Pemain Leipzig
Kalau melihat track record tambal sulam pemain Leipzig ini menarik. Misalnya, pada musim panas 2021, Leipzig menjual Dayot Upamecano, Ibrahima Konaté, dan Marcel Sabitzer. Akan tetapi, menggantinya dengan pemain seperti Josko Gvardiol, Mohamed Simakan, dan Ilaix Moriba. Hasilnya Leipzig masih bisa mengamankan posisi empat besar Bundesliga, ditambah mereka bisa memenangkan trofi DFB Pokal.
RB Leipzig’s transfer window:
🇫🇷 Mohamed Simakan (21)
🇳🇱 Brian Brobbey (19)
🇪🇸 José Angeliño (24)
🇺🇸 Caden Clark (18)
🇭🇷 Joško Gvardiol (19)
🇵🇹 André Silva (25)They’re ready for the start of the season! 👏 pic.twitter.com/g2hobeRMY2
— Pro Future Stars (@ProFutureStars1) July 2, 2021
Musim panas berikutnya, mereka menjual Tyler Adams, Hwang Hee-chan, dan Nordi Mukiele. Akan tetapi mereka segera menemukan penggantinya dalam diri David Raum, Xaver Schlager, Timo Werner, maupun Abdou Diallo. Hasilnya, mereka tetap finis di empat besar Bundesliga dan bahkan bisa mempertahankan trofi DFB Pokal. Back to Back juara DFB Pokal adalah bukti bagaimana proses tambal sulam pemain ala Leipzig ampuh.
🎗 RB Leipzig have now won a second major title in the club’s history :
✅️ DFB Pokal 🏆
✅️ DFB Pokal 🏆It has come in back-to-back seasons too. pic.twitter.com/afyCmFbT5X
— HF (@hfworld_) June 4, 2023
Musim ini kembali lagi terjadi pengulangan. Bahkan akan terjadi lebih besar perombakannya. Empat pemain pilar Leipzig telah pergi. Christopher Nkunku ke Chelsea, Konrad Laimer ke Munchen, Dominik Szoboszlai ke Liverpool, dan Angelino ke Galatasaray. Belum lagi Andre Silva maupun Josko Gvardiol yang kian dekat dengan pintu keluar dari Leipzig musim ini.
Peran Direktur Olahraga dan CEO
Lalu pertanyaannya apakah mereka bisa konsisten seperti musim-musim sebelumnya? Sebelum menjawab itu, mari tengok dulu kenapa Leipzig bisa konsisten dengan model transfer yang seperti itu? Ya, jawabannya ada pada filosofi klub yang dibangun sejak kedatangan Ralf Rangnick sebagai direktur olahraga.
Rangnick: Erfolg «schwer, in Worte zu fassen»: 2012 steigt Ralf Rangnick nach zehnmonatiger Auszeit bei RB Leipzig… https://t.co/sG4cwuFeVg pic.twitter.com/PqrBoUGn8V
— Lünenet (@Luenenet) May 7, 2017
Sosok yang pernah gagal total bersama MU itu tiada lain adalah orang yang sangat berjasa membangun filosofi model RedBull. Peran direktur olahraga sangat penting bagi RedBull. Maka dari itu siapa pun pelatihnya akan tetap mengadopsi model yang sama.
Rangnick yang datang pada tahun 2012 langsung mengumpulkan beberapa pemain muda berbakat. Sistem berpikir Rangnick pada awalnya adalah mengumpulkan pemain muda, dikembangkan, lalu dijual dengan harga yang tinggi. Hal itu juga langsung didiskusikan dan direstui oleh pemilik RedBull, Mateschitz.
Dalam sebuah buku tentang Leipzig yang ditulis oleh Karan Tejwani berjudul Wings of Change diungkapkan bahwa cara Leipzig di bawah Rangnick itu unik. Rangnick dikatakan telah memberikan pengaruh besar bagi bisnis RedBull di semua klub sepakbolanya.
⚽ 📚 Wings of Change lifts the lid on the Red Bull footballing project, exploring the triumphs and troubles that have made – and continue to make – headline news 👇 #SVAustriaSalzburg #RBSalzburg #RBLeipzig #RedBull #footballhttps://t.co/8HIKuIYs3u
— Pitch Publishing 📚 Sports Books (@PitchPublishing) November 13, 2020
Dalam perjalanannya, pasca Leipzig promosi, Rangnick tak sendirian. Ia dibantu oleh rekannya yang jadi Chairman, Oliver Mintzlaff. Kedua orang itu bekerja sama sampai Rangnick hengkang pada 2021 lalu ke MU. Maka dari itu, meski Rangnick hengkang, Leipzig tetap melakukan sistem kerja dengan model yang sama karena ada sosok Oliver Mintzlaff.
🚨 | The 2 top drivers for Red Bull formula is understood to be the idea of the new Red Bull management headed by Oliver Mintzlaff
They want to make the team more efficient and they also want to take away some freedom away from Helmut Marko pic.twitter.com/uHXpHLTib7
— RBR Daily (@RBR_Daily) July 12, 2023
Filosofi Permainan Gegenpressing 4-2-2-2
Selain dari strategi keuangan, Leipzig di bawah Rangnick pun menciptakan filosofinya tersendiri di dalam lapangan. Ya, sistem yang heboh dikenal dengan gegenpressing itu tak dipungkiri dipopulerkan oleh Rangnick. Bahkan pelatih sekelas Klopp, Tuchel, Nagelsmann, maupun Hasenhuttl adalah beberapa penganut filosofinya.
Maka dari itu sejak promosi, dalam perjalanannya Leipzig selalu mencari pelatih yang bisa memainkan filosofi model gegenpressing ala RedBull. Filosofi ini biasanya tak jauh dari formasi 4-2-2-2. Pelatih yang datang dan pergi juga mengadopsi pola itu seperti Hasenhuttl, Julian Nagelsmann, Jesse March, maupun sekarang Marco Rose. Dalam hal pembelian pemain pun, mereka tetap berpedoman dengan cara mencari pemain yang bisa cocok dengan sistem tersebut.
🇩🇪 Entrevista con RALF RANGNICK, el ‘arquitecto’ del RB Leipzig
“Cuando jugamos contra el Dinamo de Kiev de Lobanobskyi comprendí que existía una forma distinta de jugar”.
🗓 2012 – 4ª división
🗓 2019 – Peleando por la Bundesliga 🚀
✍ https://t.co/3Qa0vMdYuV pic.twitter.com/m0D4FvJqXF
— The Coaches’ Voice en español (@CoachesVoice_es) June 21, 2019
Secara garis besar, pola 4-2-2-2 gegenpressing ala RedBull bersandar pada permainan cepat dengan intensitas tinggi. Karena akar dari filosofi gegenpressing ini adalah merebut secepat mungkin bola dari lawan, dan menguasainya kembali dengan cara yang cepat pula. Maka dari itu, perekrutan para pemain muda sangat cocok dengan apa yang dibutuhkan, karena fisiknya yang prima dan masih energik.
Bertahan Bersama Mintzlaff
Musim 2023/24 adalah dua musim setelah ditinggal Rangnick. Namun Leipzig masih pada track yang sama bersama Oliver Mintzlaff yang menjadi dewan pengawas. Max Eberl kemudian ditunjuk sebagai direktur olahraga Leipzig yang baru.
Max Eberl has agreed with RB boss Oliver Mintzlaff that he will stay in Leipzig for at least this transfer window. From September, if an offer comes from Bayern, RBL would be willing to talk [@SPORTBILD] pic.twitter.com/u0joPxhar0
— Bayern & Germany (@iMiaSanMia) June 6, 2023
Track record Eberl yang berhasil di Moenchengladbach, diharapkan bisa ditularkan di Leipzig. Eberl tak sendiri, ia dibantu oleh Mario Gomez sebagai direktur teknis. Mantan striker timnas Jerman itu juga diharapkan mampu membantu kerja Eberl.
Mario Gómez is the new technical director of Red Bull Soccer International. He will be responsible for RB Leipzig, New York Red Bulls and Red Bull Bragantino. pic.twitter.com/VdSLfg8MwY
— Football24/7 (@foet247europa) January 4, 2022
Pelatih Leipzig kini masih dijabat Marco Rose. Ia terbukti mampu menerapkan sepakbola ala RedBull dengan baik. Formasi 4-2-2-2-nya berjalan dengan baik meski banyak tambal sulam pemain. Apalagi di musim ini, ia harus beradaptasi dengan banyak pemain baru yang datang. Tapi kalau melihat apa yang dilakukan Leipzig di bursa transfer, sepertinya masih pada koridor kebutuhan tim.
Tambal Sulam 2023/24
Misal di lini depan, duet striker mereka musim lalu Nkunku dan Andre Silva mungkin tak dipertahankan. Tapi kini mereka sudah punya amunisi baru dalam diri Lois Openda dan Benjamin Sesko.
RB Leipzig’s so far:
✅ Bought Benjamin Šeško (20, CF)
✅ Loan Fábio Carvalho (20, AM)
✅ Bought Loïs Openda (23, CF)
✅ Bought Christoph Baumgartner (23, AM)
✅ Bought Nicolas Seiwald (22, CM)
✅ Bought El Chadaille Bitshiabu (18, CB)Yet another amazing transfer window. 👏 pic.twitter.com/lWMZrIijxe
— Pro Future Stars (@ProFutureStars1) July 14, 2023
Openda bisa jadi pengganti keran gol dari Nkunku. Kita tahu sendiri Openda musim lalu gacor di Lens dengan koleksi 21 golnya. Sedangkan Sesko akan menjadi alternatif apabila Silva hengkang. Pemain yang sempat diburu MU itu telah menciptakan 18 gol musim lalu bersama RB Salzburg.
Di sektor lini tengah, mereka bahkan surplus setelah ditinggal Szoboszlai maupun Laimer. Sebagai gantinya Szoboszlai, kini mereka punya dua pemain, yakni Fabio Carvalho yang dipinjam dari Liverpool, dan Christoph Baumgartner yang direkrut dari Hoffenheim.
Carvalho yang lincah dan skilfull, diharapkan mampu mengembalikan performa apiknya ketika di Fulham. Ditambah Baumgartner yang versatile bersama Hoffenheim musim lalu dengan 7 gol dan 7 assist, bisa jadi kombinasi yang apik di posisi gelandang serang Leipzig.
Sedangkan di gelandang bertahan, mereka sudah kedatangan Nicolas Seiwald. Gelandang bertahan timnas Austria itu menurut Rangnick adalah pemain yang cocok gantikan peran Konrad Laimer. Bahkan Seiwald menjadi pemain yang cukup aktif dalam melakukan tekel di Liga Champions musim ini. Pemain Salzburg itu mencatatkan 17 tekel sukses dari 19 percobaan. Tinggal bagaimana mencari pemain baru di lini belakang untuk jaga-jaga apabila Gvardiol juga serius hengkang.
Nah, dengan model dan cara kerja Leipzig dari tahun ke tahun yang dipertahankan, bukan tidak mungkin musim depan mereka juga akan tetap menuai hasilnya. Misal, hattrick juara di DFB Pokal? Atau siapa tahu mereka bisa juara Bundesliga?
Sumber Referensi : theanalyst, dw.com, forbes, bundesliga, coachesvoice