
Kesetiaan Itu Bernama Jamie Vardy
admin
- 0
- 50
Tujuh tahun sejak Jamie Vardy mengantarkan Leicester City juara Liga Primer Inggris untuk pertama kalinya, ia masih berada di tempat yang sama. Empat bulan setelah Leicester City dipastikan terdegradasi dari Liga Primer Inggris setelah bertahan selama sembilan musim, Vardy masih bertahan di Leicester.
Pria yang bernama Jamie Gill saat baru lahir itu anomali di dunia sepak bola modern. Umumnya, pemain akan mencari naungan baru apabila klub lama mengalami nasib buruk. Tapi Vardy tidak begitu. Ia tetap bertahan di Leicester. Meskipun klub yang dibelanya turun ke kasta kedua.
Degradasinya Leicester dan Hengkangnya Pemain Pilar
Degradasinya Leicester City dari Liga Primer Inggris menjadi berita yang menggemparkan sekaligus menyedihkan. Apalagi statusnya sebagai mantan juara Liga Inggris. Kenyataan bahwa The Foxes harus terdegradasi adalah kenyataan yang sulit diterima. Tapi nasib memang berkata lain.
Leicester yang kembali menjadi tim medioker setelah juara performanya makin anjlok. Usai juara, Leicester melalui musim demi musim dengan sangat berat. Mereka memang bersaing di 10 besar. Tapi semangat yang dibentuk hanyalah semangat untuk bisa bertahan di Liga Inggris.
Leicester City have lost 22 points from winning positions in the Premier League in 2022/23 – more than any side.
They’re back into the relegation zone. 😩 pic.twitter.com/JUsHC57GCh
— Squawka (@Squawka) April 1, 2023
Leicester pun mencapai batasnya. Mereka sudah lesu luar-dalam. Masalah finansial semakin memperburuk keadaan. Degradasi pun tak bisa dihindari. Leicester sepertinya harus mulai lagi dari awal. Berjuang lagi. Sebab setelah degradasi, sebagian besar pilar mereka pergi.
Harvey Barnes dibeli klub kaya Newcastle United; Timothy Castagne dibajak Fulham; dan yang paling fenomenal, James Maddison dibeli Tottenham Hotspur lebih dari Rp800 miliar. Itu belum termasuk para pilar yang keluar gratisan, seperti Youri Tielemans, Daniel Amartey, Caglar Soyuncu, Ayoze Perez, sampai Jonny Evans.
OFFICIAL: James Maddison has joined Tottenham Hotspur.pic.twitter.com/jJrM87bX2B
— DaveOCKOP (@DaveOCKOP) June 28, 2023
Semua pergi dari Leicester. Seolah membantu Leicester untuk promosi lagi adalah pekerjaan yang rumit lagi sulit, sehingga mengerjakannya akan sia-sia saja. Lagi pula berlaga di kompetisi teratas jauh lebih menjamin, terutama perihal gaji. Tapi, meninggalkan Leicester tak pernah sedikit pun terbesit dalam pikiran Jamie Vardy.
Digoda Sana-Sini
Godaan tentu saja ada. Sebagai pemain yang produktif dalam mencetak gol, tajam di lini depan, dan punya visi bermain yang baik, Vardy jelas menjadi komoditi saat bursa transfer dibuka. Misalnya di jendela transfer kemarin. Vardy mendapat tawaran dari Arab Saudi.
Dilansir The Guardian, tawaran menggiurkan tersebut diajukan oleh klub Liga Pro Arab Saudi, Khaleej FC. Akan tetapi, pria 36 tahun itu menolak tawaran Khaleej. Vardy mengatakan, pindah ke Negara Teluk bukanlah keputusan yang baik baginya dan keluarganya. Lagi pula kontrak Vardy tersisa 12 bulan lagi.
Vardy memutuskan bertahan di King Power. Ini bukan kali pertama Vardy digoda oleh tim lain untuk mengemasi kopernya dari Leicester. Klub raksasa seperti Manchester United dan Liverpool pernah dikabarkan tertarik. Tapi barangkali tidak ada yang paling serius selain Arsenal. The Gunners nyaris saja mendapatkan jasa Jamie Vardy.
🚨 Jamie Vardy has REJECTED an offer from Saudi Arabia! ❌🇸🇦
(Source: @SkySports ) pic.twitter.com/75zV6Y9hpU
— Transfer News Live (@DeadlineDayLive) June 29, 2023
Hampir ke Arsenal
Kejadiannya persis setelah Leicester City baru juara Liga Inggris pada tahun 2016. Akhir musim Vardy menandatangani kontrak baru dengan The Foxes, tepatnya pada Februari 2016. Namun, di dalam kontrak itu, Leicester memasukkan klausul pelepasan senilai 20 juta poundsterling (Rp384,3 miliar). Barangsiapa yang ingin membajak Vardy harus menyiapkan uang segitu.
Pada 3 Juni tahun yang sama, Arsenal mencoba untuk menebus klausul rilis tersebut. Vardy awalnya menyetujui bergabung ke Arsenal. Di sisi lain, The Foxes putus asa untuk mempertahankan pemainnya itu. Arsenal kabarnya menyanggupi untuk menebus klausul rilis tersebut.
📆290 appearances
⚽️134 goals
🏅Championship
🏅Premier league
🥇19/20 Golden Boot
2016: rejected arsenal to stay with the mighty bluesThere will never be a time where I won’t want Jamie Vardy at my club. He is the definition of ever give up
Forever my Number 9💙@vardy7 💪🏻 https://t.co/mKMR3TJfyH pic.twitter.com/AxFMvpKHWT
— ELB (@elliott20169) January 7, 2021
Namun, di lain hari, Jamie Vardy datang bersama sang istri untuk bertemu dengan Arsene Wenger. Tanpa diperhitungkan sebelumnya, Vardy memilih untuk mundur dari kesepakatan tersebut. Keputusan Vardy itu berita buruk bagi Arsenal. Mereka tidak pernah menyangka akan gagal mendatangkan Vardy, bahkan ketika kesepakatan sudah terjalin.
Saat diwawancarai BT Sport, Vardy mengungkapkan mengapa meski mendapat tawaran menggiurkan dari Arsenal dan Arsene Wenger, keputusannya tetap satu dan itu sebenarnya mudah. “Setiap kali saya memikirkannya, hati dan kepala saya selalu memikirkan jawaban yang sama, yaitu bertahan,” kata Jamie Vardy.
Hati yang Tertambat pada Leicester
Sejak bergabung dengan Leicester City pada Mei 2012 lalu dari klub non-liga, Fleetwood Town, hati Vardy sepertinya sudah tertambat pada Leicester. Padahal Arsene Wenger pada waktu itu sangat amat menginginkan sang pemain. Walaupun banyak pundit sepak bola yang merasa Vardy tidak cocok dengan Arsenal, tapi Wenger punya pikiran lain.
“Saya menawarinya banyak uang saat itu,” kata Arsene Wenger. Tapi sekali lagi, keputusan Vardy tetap bertahan. Keputusan untuk menolak Arsenal saat itu juga sekaligus menyegarkan. Sebab saat banyak pemain tergoda untuk bergabung Arsenal, Vardy tidak.
Nasib yang sama juga dialami tim lain, Everton. Tim Merseyside itu juga gagal mendatangkan Jamie Vardy. Tampaknya membujuk Vardy untuk hengkang dari Leicester hanyalah pekerjaan yang sia-sia. Sebab Vardy sudah memiliki hubungan baik dengan kelompok penggemar Leicester. Vardy sudah tak peduli lagi apakah Leicester akan sering memainkannya atau tidak.
Mengutip Sky Sports, Vardy masih ingin memberikan pengaruh, baik di dalam maupun di luar lapangan. Ia berhasrat melihat perkembangan pemain muda di Leicester. Berharap bisa mengobrol dengan mereka. Bagaimanapun Vardy bertekad untuk berusaha melakukan yang terbaik bagi Leicester.
Pencapaian Vardy
Selama ini, Vardy telah memberikan segala kemampuannya untuk Leicester City. Setelah membantu tim ini promosi ke Liga Inggris, Vardy juga turut mengantarkan The Foxes juara. Vardy juga mesin gol bagi Leicester. Pada musim 2019/20, Vardy menjadi top skor Liga Primer Inggris dengan torehan 23 gol.
Ia juga menjadi pemain terbaik Inggris tahun 2016, juga mendapatkan gelar Player of The Year di Premier League musim 2015/16. Selain Liga Inggris, Vardy juga memberi sumbangsih gelar Piala FA tahun 2021, Community Shield tahun 2022, dan Championship musim 2013/14 bagi The Foxes.
▶ 2005: Factory worker.
▶ 2011: Playing in Division 5
▶ 2014: Premier League debut at the age of 27
▶ 2016: Premier League Champion
▶ 2018: Called up for the World Cup 2018
▶ 2020: Premier League Golden Boot Winner
▶ 2021: FA Cup WinnerWhat a Legend, Jamie Vardy! 👏❤ pic.twitter.com/wK5sskKlHM
— FootballFunnys (@FootballFunnnys) May 16, 2021
Vardy di Tangan Enzo Maresca
Belakangan, sebelum Leicester resmi terdegradasi, performa Jamie Vardy mengalami penurunan yang signifikan. Keran golnya sudah mulai berkarat seiring bertambahnya usia. Musim lalu saja, Vardy hanya mencetak tiga gol dalam 37 laga di Liga Primer Inggris. Spekulasi bahwa ia akan pensiun pun bermunculan.
Namun, pelatih baru Leicester City, Enzo Maresca mengaku masih membutuhkan jasa Vardy. Kelanjutan nasibnya di Leicester, apakah akan bertahan atau menyudahi kariernya, akan dilihat hingga kontraknya tuntas di akhir musim nanti. Bekas asisten Josep Guardiola itu diyakini bisa menghidupkan kembali Jamie Vardy.
Musim ini, Maresca betul-betul tahu bagaimana cara mengelola Vardy yang sudah tak seprima dulu. Vardy memang telah melakoni 11 laga di EFL Championship musim ini dan mencetak empat gol dan satu asis. Tapi Vardy tidak pernah dimainkan 90 menit oleh Maresca di Championship.
Hari ini Jamie Vardy masih membersamai Leicester. Peluang The Foxes untuk pulang ke Liga Primer Inggris juga masih sangat terbuka. Hingga pekan ke-11 musim ini, Leicester City nangkring di puncak klasemen EFL Championship. Jika Leicester City kembali promosi ke Liga Primer Inggris, ini akan menjadi perjalanan yang sangat manis dan mengharukan bagi Jamie Vardy.
Sumber: TheAthletic, FoxesOfLeicester, TheGuardian, TheSportsMan, DailyMail, TheFlanker, SkySports