
Libas Leeds, Liverpool Telat Panas! Peluang Masuk Champions Sudah Hilang?
admin
- 0
- 19
Liverpool belum pernah menang setelah menghancurkan Manchester United 7-0 pada awal Maret kemarin. Tapi, setelah memulai laga dengan lambat, pasukan Jurgen Klopp dengan kejam membongkar tim malang Leeds United yang terancam degradasi. The Reds berhasil mengakhiri laga dengan pesta gol 6-1.
Leeds memang tidak dalam performa terbaiknya. Akhir-akhir ini mereka selalu jadi ladang gol bagi tim Premier League lainnya. Namun setidaknya di laga ini Liverpool telah menunjukan jati diri mereka sebagai tim yang mendominasi pertandingan. Akan tetapi, mereka telat panas. Kemungkinan anak asuh Jurgen Klopp untuk masuk zona Champions sudah hampir tertutup.
Liverpool Kandaskan Leeds
Di laga ini, Klopp tidak melakukan perubahan pada starting line-up yang menahan imbang Arsenal di laga sebelumnya. Sementara Luis Diaz dikembalikan ke bangku cadangan setelah cedera panjang.
Butuh waktu 35 menit bagi Liverpool untuk membobol gawang Leeds. Berawal dari pergerakan Trent Alexander-Arnold yang kontroversial karena mengontrol bola dengan tangannya, ia mengoper bola ke Coady Gakpo yang dengan mudah menyarangkan bola ke gawang.
Empat menit kemudian Mohamed Salah berhasil menggandakan keunggulan. Unggul dua gol, tim tamu semakin terlihat memegang kendali permainan. Tapi tidak ada gol tambahan sampai babak pertama usai.
Leeds sempat dapat harapan ketika Luis Sinisterra dengan cerdik mencungkil bola melewati Alisson. Namun, dengan cepat Liverpool bisa memperlebar jarak. Kali ini lewat gol dari Diogo Jota yang ia cetak di menit ke-52. Itu merupakan gol pertamanya sejak April tahun lalu.
Salah mencetak gol keduanya di laga itu ketika jam menunjukkan menit ke-64. Sebelum Jota juga ikut mencetak gol keduanya di menit ke-73. Leeds yang putus asa dipaksa kembali harus melihat gawangnya terkoyak di menit ke-90 lewat gol dari Darwin Nunez.
Kekalahan ini dan kekalahan 5-1 sebelumnya lawan Crystal Palace membuat Leeds jadi tim dengan pertahanan terburuk di Premier League. Juga dengan koleksi 29 poin dan duduk di peringkat 16, mereka harus menghadapi ancaman degradasi.
Kenapa Gol Pertama Tidak Dianulir?
Leeds sepertinya sudah legowo dengan takdir mereka. Sang pelatih, Javi Garcia juga tidak terlalu ambil pusing meski percaya gol pertama Liverpool itu handball. Baginya sama saja karena setelah itu mereka tetap kebobolan banyak gol.
“Mungkin gol pertama itu handball tapi itu tidak masalah. Karena, setelah itu kami tetap kebobolan banyak gol. Kesalahan yang kami lakukan tidak memungkinkan kami untuk bersaing dalam permainan.” Ucapnya dikutip dari the athletic.
Dalam build up untuk gol pertama, memang terlihat jelas tangan Alexander-Arnold membentur bola. VAR juga telah memeriksa itu dan terlihat jelas kalau bola menyentuh lengannya. Tapi wasit menganggap kalau kejadian itu terjadi jauh di belakang.
Jadi wasit tidak menganggap kalau itu adalah bagian dari build up yang berbuah gol. Selain itu juga, setelah bola menyentuh tangan Alexander-Arnold, ia kembali menerima bola dari Salah. Kalau saja bola yang menyentuh tangannya langsung mengarah ke Gakpo kemudian terjadi gol, mungkin keputusannya akan berbeda.
Untuk sebuah gol bisa dianulir VAR harus mempertimbangkan apakah wasit telah melakukan kesalahan ataukah Alexander-Arnold melakukannya dengan sengaja. Kedua hal itu tidak terpenuhi. Karenanya, gol tidak bisa dianulir karena handball.
Terlepas dari itu, melihat ketidak mampuan Leeds untuk bertahan membuat kita sulit membayangkan hasil akhir akan berbeda walaupun gol pertama dianulir. Belum lagi ditambah dengan Liverpool yang sudah makin ngeklik dengan permainan. Bahkan Jurgen Klopp berkata kalau ini adalah permainan terbaik mereka musim ini.
Liverpool Sudah Panas
Ya, dikutip dari the athletic Jurgen Klopp percaya bahwa mengalahkan tim yang sudah remuk dan terancam degradasi adalah bukti timnya sudah solid. Ia juga menambahkan kalau ini adalah permainan terbaiknya musim ini.
“Saya pikir ini adalah permainan terbaik yang kita mainkan di musim ini berdasarkan berbagai aspek di permainan. Leeds memang banyak melakukan kesalahan individu, itu karena kami memaksanya. Dari segi counter-pressing, ini permainan terbaik dekade ini” Ungkapnya.
Meskipun ucapan Klopp terkesan sangat berlebihan, tapi Liverpool memang bermain lebih baik di laga ini. Setengah jam awal laga the reds sebenarnya menunjukan permainan yang masam. Tapi mereka mendapatkan momentum untuk membuat hasil akhir terasa manis.
Banyak hal positif yang bisa dilihat di laga ini. Seperti Trent Alexander-Arnold yang semakin nyaman menjalani peran barunya sebagai gelandang siluman. Curtis Jones yang menampilkan permainan terbaiknya. Diogo Jota yang makin subur, Salah makin gacor, dan kembalinya Luis Diaz.
Mungkin itu menjawab rasa penasaran Klopp soal kenapa timnya tidak bisa bermain sebagus ini di pertengahan awal musim. Ia mengaku kalau permainan timnya jadi bagus setelah imbang lawan Arsenal.
“Saya tidak bisa benar-benar menjelaskan kenapa counter-pressing kami tidak sebagus ini di awal musim. Tapi malam ini, sudah ngeklik, sebenarnya sudah ngeklik sejak laga lawan Arsenal” Ungkapnya.
Pintu Zona Champions Sudah Tertutup?
Klopp boleh senang dengan perkembangan yang ditunjukkan timnya. Tapi ia juga harus sadar, kemenangan besar ini tidak membuat Liverpool bergerak dari posisi 8 klasemen. Berjarak enam poin dari Tottenham yang duduk di peringkat ke-5. Dan sembilan poin dari Newcastle yang duduk di peringkat ke-4.
Lalu, dengan situasi ini apakah masih mungkin Liverpool masuk ke zona Eropa, bahkan Liga Champions? Tidak ada yang tidak mungkin dalam sepak bola memang. Liverpool masih berpeluang masuk zona Champions, tapi itu sangat kecil.
Berdasarkan data dari situs fivethirtyeight.com, peluang the reds ke empat besar hanyalah 12%. Dengan hanya delapan pertandingan tersisa, kemungkinan terbaik yang bisa didapatkan anak asuh Jurgen Klopp musim ini adalah dengan finis di peringkat ke-6.
Liverpool talha mengejutkan publik dengan mengalahkan Manchester United 7-0 bulan lalu. Setelah itu, mereka tidak pernah merasakan kemenangan lagi. Sampai akhirnya momentum datang. Liverpool dengan perkasa menolak kalah dari Arsenal, kemudian pesta gol di kandang Leeds.
Di dua laga terakhir itu, anak asuh Klopp memang menunjukan peningkatan luar biasa. Para pemain yang sudah bisa kembali memainkan counter-press khas the reds, kebutuhan lini tengah yang bisa diatasi oleh Alexander-Arnold, dan kembalinya Diogo Jota dan Luis Diaz ke performa puncak mereka. Sayangnya mereka telat panas.
Jika ingin tetap mendapatkan hasil maksimal tentu mereka harus bisa konsisten di sisa pertandingan yang ada. Meskipun telat, ini harus jadi awal dari bangkitnya Liverpool di sisa musim ini dan musim depan nanti.
Sumber referensi: Athletic, Sporting, Sky, BBC