Menyambut Sheffield United, Klub Milik Pangeran Arab di Liga Inggris

Gegap gempita tercipta di Bramall Lane, markas Sheffield United, setelah klub asal Yorkshire tersebut resmi mengunci tiket promosi ke Liga Inggris musim depan. Kemenangan 2-0 atas West Bromwich Albion mengantarkan klub berjuluk The Blades itu kembali bakal mencicipi kerasnya liga nomor satu dunia itu setelah empat tahun menanti.

Di luar suka cita itu, klub yang dimiliki oleh pangeran Arab Saudi ini sejatinya sedang dirundung berbagai masalah sejak mereka terdegradasi 2020 silam. Mereka sempat terkena kasus dan dihukum dengan embargo transfer. Lalu, kenapa mereka bisa bangkit?

Sheffield dan Pangeran Arab Saudi

Sheffield United sejak 2013 silam sahamnya telah diakuisisi separuh oleh pangeran dari Arab Saudi bernama lengkap Abdullah bin Musaid bin Abdulaziz bin Abdul Rahman Al Saud. Pangeran Abdullah berbagi saham bersama pemilik klub ketika itu Kevin McCabe.

Nah barulah pada tahun 2019, Pangeran Abdullah bisa mengambil kendali penuh atas Sheffield United. Sejak saat itu angin perubahan menjadi harapan dari semua publik Bramall Lane.

Tak dipungkiri pemilik timur tengah biasanya akan sangat membantu klub dengan signifikan, misal jor-joran membeli pemain. Namun apa yang terjadi di Sheffield setelah diakuisisi penuh oleh pangeran Abdullah?

Sama saja dan tak seperti yang diharapkan. Pebisnis yang juga keturunan raja Arab Saudi itu secara bisnis ternyata tak tergolong berdana besar. Artinya, jika dibanding PIF yang mengakuisisi Newcastle masih sangat jauh perbandingannya. Maka dari itu, tak heran jika The Blades tak terlalu mengkilap secara skuad.

Terdegradasi

The Blades sempat menghentak Liga Inggris dengan finish di peringkat 9 klasemen musim 2019/20. Namun pemain yang didatangkan pangeran Arab ketika itu tak terlalu mentereng, seperti Sander Berge, Lys Mousset, maupun Ollie McBurnie.

Keterbatasan itulah yang menjadikan mereka kesulitan untuk tampil konsisten dari musim ke musim. Musim 2020/21 jadi bukti, ketika tak ada inovasi dan perubahan gaya permainan bersama pelatih Chris Wilder, The Blades akhirnya terdegradasi ke Championship.

Imbas dari terdegradasinya Sheffield itu adalah pemasukan klub menjadi berkurang. Pemulihan dana pasca Covid juga menjadi biang keladi beberapa permasalahan di tubuh The Blades, salah satunya menunggak cicilan pemain.

Paul Heckingbottom Mengambil Alih

Di tengah krisis yang melanda klub, mereka nyatanya masih bisa berjalan mulus-mulus saja di musim 2021/22. Mereka sempat ganti pelatih di tengah jalan, setelah pelatih Slavisa Jokanovic dianggap gagal membawa perubahan di skuad The Blades pada November 2021.

Hadirnya pelatih interim Paul Heckingbottom malah membuat The Blades mengais asa untuk kembali promosi ke Liga Inggris lewat jalur playoff, setelah finish di papan 5 klasemen Championship. Namun sayang, nasib kurang beruntung dialami Billy Sharp dan kawan-kawan ketika mereka kalah atas Nottingham Forest.

Sampai pada akhirnya Paul Heckingbottom diresmikan sebagai pelatih kepala yang baru di awal musim ini. Ia memulai membangun skuad dengan dana yang terbatas karena klub masih dilanda krisis.

Pembangunan Skuad

Alhasil mendapatkan para pemain pinjaman dengan nilai kontrak yang murah ia lakukan. Pilihannya jatuh pada para pemain muda seperti dua pemain pinjaman Manchester City, James McAtee dan Tommy Doyle. Bek muda dari Malmo, Anel Ahmedhodzic juga tak ketinggalan dibeli dengan harga murah.

Dengan gaya bermain mirip ketika Sheffield dipegang Chris Wilder dengan 3-5-2 atau 3-4-2-1, Heckingbottom berhasil perlahan membangun skuadnya dengan perpaduan pemain barunya dengan para pemain yang sudah lama berada disana, seperti John Egan, Jack Robinson, Oliver Norwood, George Baldock, Iliman Ndiaye, maupun Oliver McBurnie.

Terkena Embargo Transfer

Namun saat mulai membangun skuadnya, The Blades dikagetkan dengan adanya kasus administrasi pembelian pemain mereka. The Blades didakwa penunggakan pembayaran cicilan kepada klub asal dua pemainnya yakni Ryan Brewster dan Anel Ahmedhodzic. The Blades juga akhirnya terkena sanksi embargo transfer selama 18 bulan dan terancam sanksi lain berupa pengurangan poin.

Alhasil segala daya dan upaya pun dilakukan termasuk rencana menjual para pemainnya di paruh musim Januari lalu. Namun akhirnya, hal itu urung terjadi setelah ada dana talangan dari miliarder Nigeria bernama Dozy Mmobuasi. Seseorang yang diketahui ingin mengincar posisi pemilik klub dari genggaman Pangeran Arab.

Karena menurut Dailymail, berkat keadaan keuangan yang terus tidak menentu, diketahui Pangeran Arab ingin segera mencari investor lain. Nah, dengan adanya tawaran sebesar 90 juta pounds dari miliader Nigeria itu, menjadi suatu jalan ninja yang memungkinkan bagi selamatnya krisis keuangan Sheffield.

Tiga Bek Khas Sheffield

Saat dilanda beberapa masalah kompleks, tim malah berjalan meyakinkan sejak awal musim bersama Heckingbottom. Sempat pada pekan-pekan awal The Blades menguasai puncak klasemen. Pembangunan skuad yang direncanakan Heckingbottom ternyata mampu diaplikasikan dengan konsisten oleh para pemainnya.

Formasi 3-5-2 yang sering berubah menjadi 3-4-2-1 terbukti berhasil. Duo gelandang pinjaman dari City, James McAtee dan Tommy Doyle mampu menambah warna serangan The Blades. McAtee kini sementara telah mencetak 8 gol dan 3 assist, sementara Doyle telah mencetak 3 gol dan 3 assist.

Jangan lupakan juga top skor sementara mereka Iliman Ndiaye. Penyerang asal Senegal itu telah menjadi tandem serasi bagi Oliver McBurnie dengan koleksi 13 gol dan 8 assistnya.

Semifinal Piala FA dan Promosi

Hasilnya, mereka di kompetisi domestik mampu mengejutkan dengan melangkah hingga babak semifinal Piala FA. Mereka sempat mengandaskan tim seperti Tottenham Hotspur. Namun sayang, keperkasaan Manchester City membuat mereka terhenti di semifinal.

Setelah gagal di semifinal Piala FA, mereka akhirnya dihadiahi kado istimewa berkat konsistensi performa mereka musim ini. Ya, The Blades akhirnya promosi ke Liga Inggris menyusul Burnley setelah posisinya di runner up tak bisa terkejar.

The Blades promosi dengan memiliki penghitungan gol terbaik ketiga terbaik dan kebobolan gol paling sedikit kedua di Championship. Salah satu keunggulan Sheffield musim ini adalah gol-gol yang lahir lewat skema bola mati.

Menurut The Athletic, The Blades sementara musim ini telah mencetak 22 gol dari situasi bola mati. 14 belas golnya berasal dari sepak pojok dan sisanya dari tendangan bebas langsung dan tak langsung, maupun penalti.

Peluang Gebrakan Di Liga Inggris

Nah dari berbagai keunggulan itu, apakah mereka layak untuk kembali bertahan di Liga Inggris musim depan? Jawabannya tergantung situasi dan kondisi klub. Kini dengan adanya tambahan uang dari pencapaian semifinal Piala FA dan promosi ke Liga Inggris, keuangan The Blades mulai pulih.

Embargo transfer dan pengurangan poin pun telah dicabut seiring dengan klub menyelesaikan penunggakan pembayaran cicilan pemain. Kini kuncinya apakah Pangeran Abdullah tersebut masih berniat melepas Sheffield pada milyader Nigeria Mmbouasi?

Kini keadaannya para pemain senior seperti Billy Sharp, Oliver Norwood, Oliver McBurnie, maupun Wes Foderingham akan habis masa kontraknya musim panas ini. Pemain pinjaman James McAtee dan Tommy Doyle pun akan kembali ke City.

Sekarang tinggal bagaimana sang Pangeran Arab dan Heckingbottom merencanakan gebrakan The Blades musim depan. Dan menurut pengamatan The Athletic, pangeran Abdullah telah bertemu empat mata dengan Heckingbottom membahas rencana Sheffield musim depan.

Pertemuan itu menjadi tanda tanya dan akan menjadi menarik untuk ditunggu gebrakan mereka musim depan. Selamat datang kembali Sheffield!

Sumber Referensi : theathletic, theathletic, dailymail, skysports

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *