
Musim Pertama Erik ten Hag di Manchester United yang Gokil Abis!
admin
- 0
- 49
Di zaman sepak bola yang kini orang membutuhkan hasil alih-alih proses, seorang pelatih atau manajer dituntut secepat mungkin memenuhi kebutuhan itu. Manajer sepak bola sekarang seolah tidak ada waktu untuk menyusun rencananya pelan-pelan. Karena jika kegagalan yang ditemui, kritik dan bahkan hinaan akan sampai kepadanya.
Nah, Erik ten Hag mengerti betul akan hal itu. Ia tahu, ketika dirinya ditunjuk sebagai manajer Manchester United yang baru, beban berat harus dipikul di pundak dan di dalam kepalanya yang licin. Ten Hag memang terlanjur menjadi sosok yang tepat untuk menukangi United.
Baru musim pertama melatih, ia bukan hanya memenuhi melainkan melebihi ekspektasi para penggemar. Bagaimana kiprah Erik ten Hag di musim pertamanya melatih Manchester United yang gokil abis itu?
Masa Suram MU, dan Ten Hag Datang
Sebelum Erik ten Hag datang ke Manchester United, tim itu mengalami masa suram di tangan pelatih Ralf Rangnick. Pelatih yang disebut-sebut sebagai gurunya sepak bola Jerman, ternyata tak lebih hebat dari Djadjang Nurdjaman. Rangnick rupanya tak sanggup mengendalikan ruang ganti.
Alih-alih mengantarkan ke jalur yang benar, setelah terpuruk di era Ole Gunnar Solskjaer, Manchester United malah kian tenggelam dan mengalami periode kekacauan di tangan manajer berpaspor Jerman tersebut. Musim 2021/22 Manchester United pun menjadi berantakan.
Setan Merah hanya bisa finis di posisi keenam Liga Inggris di akhir musim. Untungnya, United masih bisa bermain di kompetisi Eropa musim berikutnya. Ya walaupun berada di Liga Malam Jumat, sih. Ten Hag pun merapat ke Old Trafford dan ia harus menghadapi seabrek masalah.
๐จ BREAKING: Manchester United appoint Erik ten Hag as their new manager. โ #mufc pic.twitter.com/MHwRUp5qho
โ Transfer Dan (@TheTransferOne) April 21, 2022
Ketegasan Erik ten Hag
Ten Hag mesti menyelesaikan masalah yang ada satu demi satu. Masalah yang paling tampak dari Manchester United adalah ego para pemainnya. Dan Ten Hag terbilang berhasil mengatasi hal itu. Misalnya, Ten Hag berani mendepak mega bintang Cristiano Ronaldo yang kelewat rewel.
Bintang Portugal itu akhirnya benar-benar disingkirkan Ten Hag pada November 2022. Namun, upaya itu bukan tanpa ocehan dari banyak orang, terutama fans. Banyak yang mengkritik keputusan Ten Hag mendepak Ronaldo. Apalagi pertandingan-pertandingan awal Manchester United di tangan Ten Hag berjalan cukup kacau.
๐จ JUST IN: Cristiano Ronaldo sacked by Manchester United with immediate effect #PulseSports #Ronaldo pic.twitter.com/xUoKS0g8iZ
โ Pulse Ghana (@PulseGhana) November 22, 2022
Mereka dibantai Brentford 4-0. Dikalahkan Brighton 2-1 dan dihabisi Manchester City 6-3 di Etihad. Ten Hag juga awalnya justru mengkritik keras pemain-pemainnya dengan memberikan porsi latihan lebih banyak. Cara Ten Hag ini sempat dikritik karena berlebihan.
Namun, Ten Hag membuktikan ketegasannya itu membuahkan hasil. Ia tidak memainkan Marcus Rashford menjadi starter di laga kontra Wolverhampton Wanderers lantaran terlambat datang latihan. Ia juga mengirim Jadon Sancho ke Belanda untuk latihan. Ten Hag juga mendorong Alejandro Garnacho untuk latihan lebih keras di awal musim.
Alejandro Garnacho has been a revelation for Manchester United this season and for me, has also been more effective than Sancho.
I’d love to see him play against Man City in the #FACupFinal tomorrow. This should be his best goal in a United shirt ๐ pic.twitter.com/EJmT55tJBQ
โ Henry Anthony (@HenryNanthony) June 2, 2023
Hasilnya, Rashford menjadi sangat moncer. Kebugaran Sancho kembali. Dan Garnacho menjadi bintang muda yang mendapat sorotan dunia. Ketegasan Ten Hag inilah yang membikin Manchester United tampil sangat baik di musim ini.
Dihadapkan Cedera dan Minim Opsi
Musim ini, Ten Hag juga sukses melewati masalah demi masalah. Salah satunya, ketika dihadapkan oleh badai cedera para pemainnya. Pemain seperti Lisandro Martinez, Raphael Varane, Christian Eriksen, Anthony Martial, sampai Antony tato bergiliran masuk ruang perawatan.
Belum lagi Casemiro juga kerap absen lantaran kartu merah. Ia dua kali mendapat kartu merah musim ini. Eks juara Liga Champions itu juga sudah mendapat tujuh kartu kuning. Ten Hag juga dibuat pusing lantaran opsi yang ada sedikit.
The tackle that injured Eriksen.
Unnecessary. ๐ก pic.twitter.com/orVYv54MqY
โ UtdPlug (@UtdPlug) January 31, 2023
Namun, dengan opsi yang sedikit, Ten Hag bisa memanfaatkan itu dengan optimal. Misal, ia merotasi pemainnya. Ten Hag pernah menaruh Luke Shaw sebagai bek tengah. Lalu, di pertengahan musim, manajer asal Belanda itu juga mendatangkan Wout Weghorst dan Marcel Sabitzer. Weghorst memang tidak cakap mencetak gol. Namun, ia memerankan peran lain sebagai pemantul.
Sabitzer adalah sosok tepat menggantikan Eriksen. Ini membuktikan bahwa Ten Hag cepat dan tepat dalam mengambil keputusan. Di tengah keterdesakan dan tuntutan, Ten Hag bisa mengatasinya. Namun, ya, musim depan nggak usah gini lagi juga. MU harus sepenuhnya mendukung Erik ten Hag.
Perubahan Gaya Bermain
Di tangan Ten Hag, permainan Manchester United juga jauh lebih baik. Mereka memainkan sepak bola pragmatis dengan serangan balik mengandalkan transisi yang cepat. Para pemain United mulai berani melakukan tekanan tinggi, terutama ketika kehilangan penguasaan bola.
Dilansir The Athletic, musim ini United memimpin jumlah serangan langsung terbanyak di Liga Inggris dengan 143. Itu berarti United musim ini sering tidak membangun serangan dari bawah, melainkan melakukan direct ke kotak penalti lawan dalam waktu 15 detik setelah mendapat sentuhan.
Rashford goal vs Liverpool pic.twitter.com/fK9s8Gh4br
โ ๐ ๐ กโ (@KR_808) March 3, 2023
Gaya permainan ini sebenarnya bukan yang dimau Ten Hag. Namun, lantaran tak punya pemain yang mendukung, maka Ten Hag berkompromi dengan menyesuaikan pemain yang ada. Gaya main ini juga berhasil berkat kehadiran Casemiro yang tangkas dalam menyerang maupun bertahan.
Ten Hag juga berhasil meminta pemainnya untuk terus melakukan pergerakan tanpa bola. Rashford dan Bruno Fernandes sering melakukan peran itu. Ten Hag meminta keduanya terus mengeksploitasi pertahanan lawan meski bola tidak sampai ke mereka. Ini penting untuk membuat pertahanan lawan renggang.
Prestasi
Gaya bermain itu, sekali lagi, bikin Manchester United tampil ciamik musim ini. Ten Hag bahkan telah memenangkan 41 dari 61 pertandingan, dengan persentase kemenangannya 67%. Ini merupakan yang tertinggi dari beberapa manajer Setan Merah sebelumnya.
Jose Mourinho yang mengantarkan treble kecil-kecilan buat United saja, persentase kemenangannya cuma 57%. Louis van Gaal yang memberi MU Piala FA persentase kemenangannya 52%. Sementara Ole, manajer kesayangan kita, punya persentase kemenangan 54%.
Manchester United Carabao Cup Celebration in Photos [Thread] pic.twitter.com/bcxrIf0EtJ
โ Morgan (@utdscope) February 27, 2023
Dilansir Manchester Evening News, Ten Hag juga memenangkan 27 laga kandang musim ini. Rekor itu menyamai Sir Alex Ferguson yang melakukannya di musim 2002/03. Itu sudah sekitar 20 tahun yang lalu. Lagi, mengutip Transfermarkt, Ten Hag musim ini juga memiliki poin per game 2,16. Jumlah itu lebih baik poin per game Fergie selama menukangi MU, yaitu 2,03.ย
Namun, soal poin per game, Ten Hag masih kalah dari Ole yang jadi manajer United dengan poin per game tertinggi, yakni 2,32. Trofi Carabao Cup juga menjadi prestasi apik Ten Hag. Baru semusim, selain membawa lagi MU ke Liga Champions lagi, Ten Hag sudah menyumbang trofi. Fergie saja butuh empat tahun untuk meraih trofi pertamanya di MU.
Apa Selanjutnya?
Ten Hag tidak sendirian mencapai semua itu. Ia dibantu Steve McClaren, orang yang pernah menjadi asisten Sir Alex Ferguson. Ten Hag juga dibantu asistennya, Mitchell van der Gaag. Perpaduan Mitchel, Ten Hag, dan McClaren terbukti ampuh.
Ten Hag juga dibantu Benni McCarthy, orang yang ditugaskan khusus melatih penyerang MU. Orang-orang tadi bikin para pemain MU kembali menemukan bentuk permainan terbaiknya. Seperti Rashford, Victor Lindelof, Wan Bissaka, bahkan David de Gea yang mendapat golden gloves.
Terlepas dari itu, perjalanan Ten Hag di United masih panjang. Ia masih dihadapkan situasi sulit. Gerak transfer United sedikit tersendat karena pengakuisisian Sheikh Jassim. Tidak hanya itu, MU membutuhkan striker haus gol. Sebab musim ini, meski berada di posisi tiga, United hanya mampu mencetak 58 gol.
Itu lebih sedikit dari Newcastle United (68), Liverpool (75), dan Brighton (72) yang finis di belakang Setan Merah. MU juga butuh kiper yang tidak hanya shoot stopper melainkan juga bisa build-up dari bawah. United juga butuh bek yang tangguh untuk menggalang lini bertahan. Well, jika kelemahan-kelemahan itu mampu diatasi, musim depan bukan tidak mungkin apabila MU akan tampil lebih baik lagi.
Sumber: TheAthletic, ESPN, DailyMail, MEN, Mirror, talkSPORT