Sheikh Jassim MUNDUR! Akhir TRAGIS Drama PENJUALAN Manchester United

Sebuah film tak selamanya memiliki ending yang membahagiakan. Terkadang, ada yang harus dikorbankan demi akhir cerita yang diinginkan sang penulis skenario. Dan begitulah yang dirasakan oleh fans Manchester United sekarang. 

Mereka tengah menikmati ending yang buruk dalam film bergenre thriller yang berjudul “Penjualan Manchester United”. Setelah dibuat harap-harap cemas dengan munculnya Sheikh Jassim bin Hamad Al-Thani yang diperkirakan bakal menyelamatkan klub dari jeratan keserakahan. Para fans justru dipertontonkan plot twist yang menyayat hati. 

Sheikh Jassim dibuat kalah oleh aktor antagonis bernama Glazers. Meski sudah mengajukan tawaran yang menggiurkan, Glazers menolak tawaran itu. Lantas apa yang sebenarnya terjadi? Berikut adalah kronologi lengkap mundurnya Sheikh Jassim dari bursa penjualan Manchester United.

Penjualan MU

The Glazers sendiri memang berada dalam level yang berbeda dalam hal mengecewakan suporter Manchester United. Sejak awal mereka sudah dibenci fans. Akuisisi pertama Glazer saja sudah bermasalah. Pebisnis asal Amerika Serikat itu memakai uang hasil ngutang untuk membeli klub. Liciknya, utang itu kemudian dibebankan kepada klub.

Mengetahui hal itu, sebagian besar fans melayangkan kritik dan protes secara terbuka. Tak terhitung berapa kali mereka berdiri di depan Old Trafford berusaha mengusir Glazers dari Manchester. Puncaknya pada November 2022 saat tekanan semakin menjadi-jadi membuat keluarga Glazers akhirnya mempertimbangkan untuk menjual klub.

Melalui situs resmi Manchester United, pihak klub akan terbuka untuk opsi investasi maupun penjualan klub. Langkah ini disebut salah satu alternatif strategi baru dengan tujuan akhir memanfaatkan peluang klub, baik di lapangan maupun secara komersial. Tak hanya itu, klub juga menyebut langkah ini dirancang untuk memperkuat serta meningkatkan pertumbuhan klub di masa depan.

Di sisi lain, ada dugaan yang menyebut salah satu alasan yang mendorong Keluarga Glazer mengambil langkah ini adalah karena tergiur melihat hasil penjualan yang diperoleh beberapa klub Liga Inggris lainnya, seperti Newcastle yang dibeli Arab Saudi atau Chelsea yang dibeli Todd Boehly.

Muncul Dua Penawar Kuat

Meski Manchester United telah mengalami penurunan performa dalam beberapa tahun terakhir, ketika nama klub muncul di bursa penjualan nyatanya belum sepi peminat. Pada saat itu, pihak pertama yang menyatakan secara terbuka untuk mengambil alih United adalah Sir Jim Ratcliffe. 

Pria berkebangsaan Inggris itu merupakan CEO dari grup bahan kimia INEOS. Berdasarkan data Forbes, kekayaan bersih Ratcliffe mencapai 22 miliar dolar atau sekitar Rp345 triliun. Itu menjadikannya sebagai salah satu orang terkaya di Britania Raya. Pria berusia 70 tahun itu ternyata bukan nama baru di industri sepakbola. 

Sir Jim Ratcliffe sebelumnya tercatat sebagai pemilik dari dua tim sepakbola. Selain berstatus sebagai pemilik OGC Nice sejak tahun 2019, Ratcliffe juga memiliki saham di klub asal Swiss bernama Lausanne-Sport sejak tahun 2017. Ia bahkan sempat dikaitkan ingin membeli Chelsea sebelum akhirnya Todd Boehly yang memenangkan lelang.

Sebagai pesaing, muncul Sheikh Jassim bin Hamad Al-Thani. Ia adalah putra kedua dari mantan perdana menteri Qatar, Sheikh Hamad bin Jassim Al-Thani. Sheikh Jassim sempat menjalankan salah satu portofolio investasi keluarganya Al-Mirqab Capital. Namun kini ia tercatat sebagai pemimpin Qatar Islamic Bank.

Menurut laporan Forbes, kekayaan pribadi Sheikh Jassim diperkirakan berada di angka 1,5 miliar dolar Amerika, setara Rp23 triliun. Selain itu, keluarganya yang merupakan sultan Qatar memiliki kekayaan kolektif sampai 275 miliar dolar atau sekitar Rp4,3 kuadriliun.

Sheikh Jassim Terdepan

Di awal tahun 2023, Sheikh Jassim melayangkan tawaran resmi untuk membeli Manchester United melalui Nine Two Foundation miliknya. Ia ingin membeli 100% kepemilikan klub. 

Dilansir Mirror, tawaran yang jumlahnya dua kali lipat dari harga pasar MU saat ini dilayangkan. Sheikh Jassim menawar 5 miliar pounds atau sekitar Rp95 triliun tanpa hutang demi membeli United. Sedangkan Ratcliffe kabarnya mengajukan tawaran yang tak jauh berbeda, tapi sebagian uangnya didapat dari hasil ngutang.

Selain itu, Sheikh Jassim juga berniat untuk mengembalikan kejayaan Manchester United dengan menanamkan investasi besar-besaran apabila berhasil mengambil alih klub. Ia bahkan sempat berkelakar kalau ingin melunasi hutang klub yang selama ini terus menggunung di era Glazers.

Dengan rincian tawaran itu, Sheikh Jassim langsung jadi favorit untuk mendapatkan Manchester United. Pergerakannya pun mendapat dukungan penuh dari fans, mengingat pengusaha asal Timur Tengah dikenal tak pernah menyusahkan timnya apalagi sampai menguras uang klub seperti apa yang dilakukan Glazers.

Drama Terjadi

Ketika tawaran di atas meja, keputusan sepenuhnya di tangan Glazers. Namun, mereka justru menolak tawaran tersebut. Glazers kekeh nggak mau nurunin harga yang diminta sejak awal, yakni 6 miliar pound atau sekitar Rp114 triliun. Sheikh Jassim yang belum menyerah pun meningkatkan tawarannya.

Setelah tarik ulur terjadi, Sheikh Jassim mengajukan tawaran final di angka 5,5 miliar pounds plus melunasi hutang lama tanpa hutang baru berikut dana investasi untuk pembelian pemain, fasilitas penunjang, hingga biaya renovasi stadion. Jadi, Glazers tinggal duduk manis dan menerima uangnya.

Menurut cuitan Fabrizio Romano, paket tawaran final dari Sheikh Jassim dapat bernilai 8 miliar dolar atau setara Rp125,6 triliun. Namun, lagi-lagi tawaran tersebut tak diindahkan oleh Keluarga Glazers. Mereka kekeh di angka 6 miliar pounds. Salah satu dari mereka bahkan sempat berkelakar kalau sebetulnya MU bisa saja bernilai 10 miliar pounds.

Karena Glazers seakan terus menunda-nunda penjualan dan menolak tawaran gila dari pihak Qatar, situasi ini pun menimbulkan pertanyaan. Apakah Glazers benar ingin menjual klub? Tampaknya tindakan Glazers yang ingin menjual klub hanya untuk meredam protes yang dilayangkan oleh fans. Tentu Glazers tak akan melepas sumber uangnya semudah itu.

Sheikh Jassim Mundur

Meski Sheikh Jassim yakin pihaknya akan menjadi pemilik terbaik United, tapi Fabrizio Romano mengabarkan kalau pihak Qatar mundur dari bursa pembelian Manchester United. United gagal dimiliki Qatar usai tawaran mereka berkali-kali ditolak oleh Glazers. 

Kabar ini tentu saja menjadi pukulan telak bagi fans The Red Devils yang begitu menginginkan kepemilikan baru. Di sisi lain, Glazers masih tak sudi melepas sumber uangnya itu. Apalagi ada banyak alasan baginya untuk tidak buru-buru menjual United.

Selain menjadi mesin uang, Glazers tahu kalau nilai jual klub masih bisa meningkat jika pelepasannya ditunda sedikit lagi. Jika pasca pandemi saja tawaran setinggi Sheikh Jassim bisa datang, maka ketika ekonomi dunia mulai membaik nantinya, pasti proposal yang masuk jauh lebih menggiurkan.

Ratcliffe Atur Ulang Strategi

Melihat situasi sulit ini, Sir Jim Ratcliffe yang memantau dari kejauhan mulai mengatur ulang strategi bisnisnya. Kabarnya, ia tak lagi berambisi untuk mengakuisisi saham mayoritas Manchester United. Dilansir Daily Mail, pengusaha asal Inggris itu mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi 25% kepemilikan saham dari keluarga Glazer.

Kesepakatan ini dinilai jadi win-win solution. Ratcliffe dapat sebagian saham Manchester United dan Glazers tetap mendapatkan untung tanpa harus melepas seluruh sahamnya. Meski Ratcliffe nantinya memiliki suara dalam urusan sepakbola, pemilik saham mayoritas tetaplah Glazers. Selagi keluarga kikir itu masih menjabat, masa depan United diperkirakan akan tetap suram.

Sumber: Skysport, Goal, MEN, Sporting News

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *