Sindiran Klopp Untuk Klub Boncos! Terungkap Alasan Lavia Lebih Pilih Chelsea Daripada Liverpool

Di pertandingan pembuka minggu lalu, Chelsea memang hanya bisa menahan imbang Liverpool. Tapi untuk urusan transfer the blues bisa mengalahkan the reds. Gak hanya sekali, tapi dua kali. Yang pertama Moises Caicedo dan yang kedua Romeo Lavia.

Kedua pemain itu awalnya sudah sepakat secara pribadi untuk pindah ke Liverpool. Tapi Chelsea kemudian datang untuk menyabotase kesepakatan tersebut. Caranya, tentu saja dengan memberikan tawaran yang lebih tinggi.

Liverpool sudah sepakat untuk memboyong Caicedo di harga 110 juta pounds. Tapi Chelsea mencomot pemain Ekuador tersebut dengan memberikan tawaran 115 Juta pounds. Dengan begitu, tentu saja Brighton lebih memilih menjual Caicedo ke Chelsea.

Tapi sedikit berbeda dengan Caicedo. Chelsea sebenarnya memberikan tawaran yang lebih rendah dari Liverpool untuk Lavia. Tapi mengapa Lavia tetap pilih Chelsea? Mengapa Chelsea begitu mudah mencomot pemain dari Soton ini? Dan apakah Lavia benar-benar dibutuhkan Chelsea meski sudah punya Caicedo?

Klopp Nyindir Rencana Transfer Pakai Uang Unlimited

Ketikung Chelsea karena uang tentu membuat Klopp jengkel. Ia sampai harus melakukan langkah panik dengan mendatangkan Wataru Endo dari Stuttgart. Pembelian yang kesannya jadi pembelian panik. Karena sampai mendekati tutupnya jendela transfer, Liverpool tidak kunjung dapat gelandang bertahan.

Tentu, ini semua tidak perlu terjadi kalau Chelsea tidak menikung Liverpool sampai dua kali. Klopp juga mengeluhkan hal ini. Ia mengaku kesusahan mengimbangi daya beli Chelsea yang jor-joran.

“Semuanya jadi lebih sulit. Beberapa klub punya caranya sendiri dan tidak ada yang tahu 100% bagaimana cara kerjanya. Tapi untuk klub normal seperti kami, sangat sulit untuk mengimbangi mereka.” Ungkap Klopp dikutip dari Daily Mail.

Klopp kemudian melanjutkan, bahwa situasi belanja klub Arab juga menambah masalahnya. Maklum, Klopp sudah kehilangan beberapa punggawa pentingnya ke klub Arab. Sebut saja Fabinho dan Jordan Henderson. Kepergian dua pemain itu yang membuat Liverpool berada di situasi krisis gelandang seperti saat ini.

“Saya tidak menyalahkan siapapun. Tapi Saudi Arabia diatas segalanya membuat ini jadi semakin tidak mudah. Jendela transfer kami berakhir di tanggal 31 Agustus tapi jendela transfer mereka masih buka sekitar tiga minggu setelahnya. Jadi, mereka bisa datang lagi. Ya, itu membuat semua jadi sulit”

Intinya Klopp mengeluhkan kekuatan finansial beberapa klub yang tidak seimbang. Sebagai contoh yang mempengaruhinya secara langsung adalah Chelsea dan Arab Saudi. Para pemain lebih memilih pindah ke klub-klub itu karena uang yang lebih tinggi.

Tapi sedikit berbeda dengan Lavia. Dilansir dari Mirror.uk, Liverpool sudah mencapai kesepakatan 60 juta pounds untuk Lavia. Itu sebelum Chelsea menikung the reds. Tapi berdasarkan laporan dari Sky Sports, Chelsea memberikan tawaran yang lebih rendah. Yaitu 58 juta pounds. Dan Lavia tetap lebih memilih the blues. Artinya, ada alasan lain selain uang.

Lavia Mengungkap Alasan Lebih Pilih Chelsea

“Ada tiga faktor yang mempengaruhi keputusan saya” Ucap Lavia dilansir dari laman resmi Chelsea. Disitu Lavia mengungkapkan kalau alasannya memilih Chelsea lebih ke ambisi klub. Ia juga melihat proyek yang dijalankan Pochettino saat ini menjanjikan. Selain itu, Lavia memang sudah jadi pengagum sejarah singa London.

“Proyek dan ambisi klub adalah faktor kunci saya memilih Chelsea. Tapi sejarah di belakang klub juga mempengaruhi saya membuat keputusan ini. Sangat menyenangkan menjadi bagian dari klub sepak bola ini dan menulis sejarah bersama” Tambah Lavia.

Lavia memang dilaporkan lebih memilih Chelsea dibanding Liverpool. Terlepas dari seberapa besar tawaran yang diterima. Pochettino sendiri mengaku kalau itu adalah kunci kesuksesan mereka bisa rebut Lavia dari Liverpool.

Pada sebuah konferensi pers, mantan pelatih Tottenham itu berkata kalau yang terpenting adalah keinginan pemain. Jadi, ia menganggap kalau ini bukanlah kompetisi atau semacamnya. Sebab sudah keinginan Lavia sejak awal untuk bergabung dengan Chelsea.

“Ini tentang keputusan sang pemain. Itu keputusannya untuk datang kesini. Jadi ini bukan kompetisi, ini adalah keinginannya sendiri. Itu membuat kami sangat bahagia. Dan mereka juga berkata banyak hal baik soal pemilik kami, direktur olahraga, dan bagaimana kami bekerja”

Relasi Southampton dan Chelsea Buat Transfer Lavia Jadi Mulus

Memang, keputusan seorang pemain adalah hal yang utama. Itu adalah faktor terkuat yang membuat sebuah transfer berhasil. Tapi untuk Lavia, rumornya ada alasan lain. Lebih tepatnya faktor lain yang membuat proses transfernya ke Chelsea begitu mudah.

Dilansir dari one football, hubungan antara Southampton dan Chelsea yang baik jadi faktor penentu juga. Hubungan antara Southampton dan Chelsea telah terdokumentasi dengan baik. Ini membuat banyak orang dalam sudah percaya Lavia pada akhirnya akan berlabuh ke Chelsea sejak jauh-jauh hari sebelumnya.

Hubungan Chelsea dan Southampton ini sudah terjalin sejak lama. Sudah banyak pemain dari Chelsea yang hijrah ke Southampton. Chelsea cenderung membuang para pemain yang tidak mereka butuhkan ke Southampton. Contohnya Oriol Romeu dan Ryan Bertrand.

Transfer pemain antara Chelsea dan Southampton juga sudah sering terjadi sejak tahun 90-an akhir sampai dekade 2000-an awal. Contohnya Mark Hughes yang pindah dari Chelsea ke Southampton di tahun 1998.

Atau paul Hughes yang ke Soton di tahun 2000. Atau juga Wayne Bridges, yang merupakan pemain akademi Soton tapi pindah ke Chelsea di tahun 2003. Oh iya, jangan lupa juga pelatih Chelsea saat ini pernah jadi pelatih Southampton di tahun 2013 sampai 2014.

Tapi Mengapa Chelsea Masih Butuh Lavia?

Chelsea merekrut dua gelandang bertahan yang paling diinginkan di Premier League memang terkesan rakus. Terutama setelah belanja besar-besaran Chelsea musim kemarin. Seakan the blues tidak belajar dari kesalahan mereka itu. Tapi apakah Lavia dan Caicedo benar-benar dibutuhkan the blues?

Jawabannya memang perlu. Alasan pertama adalah karena lini tengah mereka sudah tergerogoti dan keropos. Mason Mount, Ruben Loftus-Cheek, Mateo Kovacic, Jorginho, dan N’Golo Kante, semuanya sudah pergi. Chelsea tidak punya gelandang bertahan, pemain box-to-box, dan gelandang perebut bola.

Kedua, Chelsea terlalu mengandalkan kreativitas Enzo Fernandez. Ya, hanya Enzo lah yang mampu jadi penyuplai bola untuk keseluruhan tim. Tapi para penyerang Chelsea sangat tumpul. Menjadikan kreativitas Enzo terkesan sia-sia.

Chelsea butuh gelandang yang bisa membentuk pola serangan dan mempertahankan permainan. Gelandang yang bisa melakukan kontrol permainan sangat diperlukan. Ini untuk mendukung dan melengkapi Enzo di lini tengah.

Bagaimana Line Up Gelandang Chelsea setelah ada Caicedo dan Lavia?

Secara teori, Lavia dan Caicedo bisa bermain lebih kedalam sebagai double pivot. Ini memungkinkan Enzo bermain di depan mereka. Tepat di belakang striker untuk mengatur serangan dan jadi penyuplai utama bola ke lini serang.

Adanya Enzo yang lebih maju ke depan juga bisa menambah daya ledak lini serang Chelsea. Ia punya kemampuan finishing yang baik untuk seorang gelandang. Ini melengkapi ini depan Chelsea yang masih terlihat tumpul di pertandingan lawan Liverpool.

Di belakang Enzo, ada Lavia dan Caicedo sebagai double pivot. Ini akan sangat cocok karena meskipun keduanya gelandang bertahan, tapi mereka punya karakteristik yang berbeda. Caicedo adalah pengontrol yang baik lewat umpan-umpannya. Sedangkan Lavia memiliki keunggulan drible yang lebih baik. Bahkan salah satu yang terbaik di Premier League.

Lavia adalah pemain yang sangat berani di lapangan. Itu memungkinkan ia menembus lini tengah lawan. Tapi Caicedo masih lebih baik dalam pengambilan keputusan. Selain itu kemampuannya dalam merebut bola juga diatas rata-rata. Di atas kertas, dengan adanya trio Lavia, Caicedo, dan Enzo, lini tengah Chelsea terlihat sangat ideal. Tinggal bagaimana Pochettino mengeksekusinya.

Sumber referensi: Mirror, Daily, Sky, Athletic, One Football

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *