Sukses Balas Dendam ke Newcastle, Arteta Berdosa Tak Percaya Kiwior Dari Awal?

Arsenal berhasil mengemas poin maksimal ketika bertandang ke St. James Park markas Newcastle United. Hasil ini membuat the gunners menempel Manchester City dengan selisih satu poin. Sedangkan Newcastle beruntung masih duduk di peringkat ketiga setelah Manchester United kalah di laga lawan West Ham.

Arsenal Sukses Balas Dendam

Di pertandingan melawan Newcastle ini, Arteta tidak memungkiri adanya aroma balas dendam. Ia berkata kalau beberapa pemainnya masih menyimpan rasa sakit dari kekalahan mereka di St James Park musim lalu.

“Para pemain saya masih punya misi balas dendam dari kekalahan musim lalu di kepala mereka” Ungkap Arteta dikutip dari Sky Sport.

Mundur ke 12 bulan sebelumnya, meriam London tidak bisa mengatasi kebisingan publik St James Park. Mereka pun kalah 2-0 di pertandingan itu. Tapi di laga ini anak asuh Arteta bisa memadamkan hiruk pikuk dari para ultras Newcastle.

Ini sebenarnya jadi pertandingan yang sulit untuk Arteta. Newcastle sedang panas di beberapa pertandingan terakhir. Meskipun begitu, Arsenal masih bisa berdiri kokoh dan memulai pertandingan dengan penuh motivasi. Di menit ke-14 meriam London bisa memimpin lewat tendangan jarak jauh mematikan dari Martin Odegaard.

Kedua tim sama-sama berusaha mencetak gol setelah itu. Tapi tidak ada usaha yang membuahkan hasil. Pertandingan babak pertama pun berakhir dengan keunggulan Arsenal. Masuk ke babak kedua, Arsenal bisa menggandakan keunggulan lewat gol bunuh diri Fabian Schar di menit ke-71. Skor 2-0 bertahan sampai peluit panjang dibunyikan.

Newcastle punya catatan baik sebelumnya. Mereka memenangkan delapan dari sembilan pertandingan terakhir. The Magpies juga hanya menderita dua kali kekalahan dari 24 pertandingan terakhir mereka di Premier League.

Mampu mengalahkan Newcastle, apalagi di kandang, menunjukan kalau Arsenal berada di jalan dan kondisi yang tepat sekarang. Mereka kini hanya berjarak satu poin dengan City. Meskipun tidak akan semudah yang dibayangkan mengingat City masih punya sisa satu pertandingan, setidaknya kemenangan ini mengirimkan sinyal bahaya ke pemuncak klasemen semetara.

Odegaard Jadi Nyawa Arsenal

Harusnya Arsenal bisa percaya diri. Terlebih lagi, mereka punya Odegaard yang lagi gacor-gacornya. Dia lah orang yang mencetak dua gol ke gawang Chelsea sehingga kembali menghidupkan semangat rekan-rekannya di lapangan. Peran penting itu kembali ditunjukkannya di pertandingan ini.

Odegaard jadi pemimpin Arsenal dalam membendung gelombang tekanan Newcastle di menit-menit awal laga. Odegaard pula lah yang yang menekan lini tengah Newcastle, diikuti dengan Granit Xhaka. Sampai akhirnya pemain berusia 24 tahun itu mampu mencetak gol roket jarak jauh ke gawang Nick Pope.

Gol itu sekaligus jadi gol ke-15 Odegaard musim ini. Itu membuatnya menyamai catatan gol dari Gabriel Martinelli. Ini juga kali pertama dalam sejarah, Arsenal punya dua pemain yang mencetak 15 gol atau lebih dalam satu musim Premier League. Membuktikan bagaimana Arteta memiliki skuad yang seimbang di segala lini.

Satu-satunya catatan evaluasi Odegaard dari pertandingan ini adalah menurunnya intensitas yang ia tunjukan beberapa saat sebelum jeda. Jika ia bisa mempertahankan intensitasnya, mungkin Arsenal bisa menciptakan lebih banyak gol.

Di babak kedua Arsenal lebih ingin bermain aman. Itu membuat ia tidak bermain secara alami. Tapi Odegaard bisa membantu Arsenal mempertahankan kedudukan dan tidak kebobolan. Untuk saat ini, itu sudah cukup.

Kemunculan Telat Jakub Kiwior

Pemain lain yang pantas jadi sorotan adalah Jakub Kiwior. Sekali lagi, ia mampu menjaga pertahanan Arsenal hingga tidak kebobolan sampai pertandingan usai. Meskipun fans Arsenal dibuat dag dig dug ketika bola menyentuh tangannya di dalam kotak penalti pada menit ke-7.

Tapi setelah wasit melihat lebih jelas lewat VAR, terlihat bola mengenai paha Jakub terlebih dahulu. Jadi handball itu dinilai sebagai ketidak sengajaan dan penalti untuk Newcastle pun dibatalkan. Setelah itu, Jakub pun dengan kuat dan konsisten menjaga pertahanan the gunners. Jakub selalu tenang menjaga bola. Ia bisa melakukan pengamanan dengan baik dan menjinakkan Callum Wilson jadi tidak terlalu mematikan.

Ia diboyong pada Januari kemarin. Transfernya tidak begitu menarik perhatian media mengingat ia bukan pemain yang mencuri perhatian sebelumnya. Jakub juga dibeli dari klub Italia, Spezia dengan harga 21 juta pounds.

Pemain berusia 23 tahun itu memang dibeli sebagai pelapis dan baru 4 kali tampil di liga Inggris. Kesempatannya datang ketika William Saliba menderita cedera di bulan Maret. Ketidakhadirannya membuat Arsenal menjalani empat pertandingan tanpa kemenangan di bulan April. Termasuk kalah dari Manchester City, dan tergusur dari puncak klasemen.

Debut penuh Kiwior adalah di laga lawan Chelsea. Disitulah ia menunjukan kapasitasnya sebagai pemain inti. Pemain berkebangsaan Polandia itu membuat Aubameyang tidak berani masuk ke zona pertahanan Arsenal.

Melihat penampilannya di malam itu, pertanyaan yang muncul adalah mengapa ia tidak dimainkan di pertandingan-pertandingan sebelumnya. Pertanyaan itu pun kemudian berbuah penyesalan.

Sebab ia hanya pernah dimainkan lima kali dari kemungkinan 16 pertandingan. Padahal Arsenal mencatatkan clean sheet ketika Kiwior bermain 90 menit. Jika saja perkawinan Jakub Kiwior dan Gabriel Magalhaes dilakukan lebih cepat oleh Arteta, mungkin mereka masih bisa mempertahankan posisi puncak.

Arsenal Masih Pantas Berharap?

Itu memang sebuah perkiraan akan kemungkinan yang abstrak. Dan toh apa yang terjadi biarlah terjadi. Kenyataannya saat ini adalah Arsenal sedang dalam misi berat, yang bisa dibilang tidak mungkin, untuk menyalip Manchester City dari puncak klasemen. Jadi, masih pantaskan Arsenal berharap bisa juara Premier League musim ini?

Jalan menuju pertandingan melawan Newcastle ini memang dilalui dengan berat dan penuh trauma oleh anak asuh Arteta. Musim lalu, kekalahan melawan Newcastle di St. James Park membuat mereka terlempar dari zona liga champions musim 2021/22. Tahun ini, Arteta menunjukan perubahan.

Tentu, kemenangan ini bukan permainan terbaik Arsenal di musim ini. Tapi menunjukan bahwa mereka bisa bertahan dari tekanan yang ada. Arteta bermain lebih dewasa dan memiliki skuad yang lebih mumpuni.

Kemenangan ini bisa menumbuhkan sifat pantang menyerah dan semangat para punggawa meriam London di pertandingan-pertandingan setelahnya. Semangat dan identitas sebagai tim yang bisa tahan akan tekanan itulah yang dibutuhkan oleh Arsenal. Tidak peduli bagaimana hasil akhirnya musim ini.

Arsenal hanya punya tiga pertandingan tersisa di musim ini. Mereka akan menjamu lawan yang kuat, Brighton di Emirates akhir pekan ini. Sebelum bertandang ke Nottingham Forest. Pertandingan terakhir mereka tersaji dengan menjamu Wolverhampton di Emirates Stadium.

Sumber referensi: Sky, Athletic, Standard, Talk

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *