
Terbuang di MU, Kok Bisa Scott McTominay Malah Gacor di Timnas Skotlandia?
admin
- 0
- 22
Kecemasan fans mengiringi penerbangan Timnas Skotlandia ke kota kecil bernama Laraca. Di kota tersebut, The Tartan Army bakal menantang tuan rumah Siprus dalam ajang Kualifikasi EURO 2024. Mereka yang setia menonton di layar kaca berharap tim kesayangannya bisa mengulang keberuntungan yang sama seperti enam bulan lalu.
Hasilnya pun sesuai harapan. Skotlandia kembali menaklukkan Siprus dengan skor 3-0 dan pemain yang paling berpengaruh adalah punggawa Manchester United, Scott McTominay. Ia mencatatkan satu gol dan satu assist di pertandingan tersebut.
Kini ia sudah mencetak enam gol dari lima pertandingan. Penampilannya bersama The Tartan Army sangat kontradiktif dengan apa yang kita lihat di MU. Lantas, apa yang membuat McTominay bisa tampil gacor di Timnas Skotlandia meski tak lagi jadi pilihan utama di Manchester United?
McTominay Bukan Pilihan Utama di MU
Nasib Scott McTominay di Manchester United sangat bertolak belakang dengan di Timnas. McTominay sudah lama jadi public enemy karena permainannya tak kunjung membaik meski United sudah beberapa kali berganti pelatih. Sang gelandang bahkan dianggap tak layak membela panji Setan Merah.
🗣 “The message was clear from the gaffer, keep calm.”
Scott McTominay on Manchester United’s reaction to going down 1-0 at half-time pic.twitter.com/YOmD92JDcf
— Football Daily (@footballdaily) April 11, 2021
Hal tersebut diungkapkan oleh mantan striker West Ham United, Frank McAvennie. Kepada Football Insider, ia berkata kalau Scott McTominay sebetulnya memiliki potensi. Ia bisa jadi pemain bagus, tapi tidak di Manchester United. McAvennie merasa kalau dampak yang diberikan McTominay terlalu kecil untuk klub sebesar Manchester United.
Apa yang dibilang oleh McAvennie bisa dibilang tak terbantahkan. Karena McTominay memang tak memberikan dampak yang signifikan setelah mencatatkan debut profesionalnya tahun 2017 silam. Sempat jadi andalan di bawah asuhan Ole Gunnar Solskjaer dan membangun duet ikonik dengan Fred, McTominay kembali mengalami penurunan performa.
Di era Erik Ten Hag posisinya makin sulit. McTominay terbenam di bawah nama-nama besar macam Casemiro dan Bruno Fernandes. Sejak dilatih Ten Hag, McTominay hanya mencatatkan 16 kali starter dalam 39 laga. Di musim 2023/24, McTominay bahkan baru mencatatkan tujuh menit bermain dalam empat pertandingan Liga Inggris.
Saking muaknya dengan McTominay, Ten Hag memasukan namanya ke daftar jual klub musim panas kemarin. Fulham jadi yang terdepan untuk mendatangkannya. Tapi, McTominay menolak pindah dan akhirnya kesepakatan itu batal.
Tapi Gacor di Timnas
Minim menit bermain di level klub tak menghalangi pelatih Timnas Skotlandia, Steve Clarke untuk kembali memanggil Scott McTominay guna memperkuat The Tartan Army di ajang Kualifikasi EURO 2024.
Seakan melepas rindu yang sudah tak tertahan, Scott McTominay membuktikan kemampuannya bersama Timnas Skotlandia. Setiap sentuhannya di lapangan mengisyaratkan kalau dirinya belum habis meski tersisih dari skuad Manchester United.
Dilansir Opta, lulusan akademi Manchester United itu memegang rekor kontribusi gol tertinggi pada Kualifikasi EURO 2024. Sejauh ini, gelandang berusia 26 tahun tersebut sudah berkontribusi dalam tujuh gol Timnas Skotlandia dengan rincian enam gol dan satu assist.
Dengan catatan luar biasa itu, sang pemain kini berstatus sebagai top skor sementara Kualifikasi EURO 2024. Catatan tersebut melampaui nama besar lain seperti Cristiano Ronaldo, Alvaro Morata, dan Harry Kane.
Yang terbaru, sang gelandang menjadi inspirasi utama kala timnya menang melawan Timnas Siprus. Gol McTominay pada menit 6 membuka keran gol The Tartan Army atas Siprus. Penampilan sang gelandang tidak menunjukkan bahwa dirinya jarang bermain selama di Manchester United.
McTominay Dulunya Emang Striker
Menjadi top skor di ajang sebesar EURO, nama McTominay kembali dibicarakan. Ternyata banyak faktor pendukung di balik performa apik sang pemain. Salah satunya adalah riwayat posisi McTominay di masa lalu.
Here’s Scott McTominay playing as a striker during his academy days, his goal scoring form during the qualifiers shouldn’t come as a surprise at all pic.twitter.com/n67WOPCzm1
— Sanch (@peak_united) September 8, 2023
Sekadar informasi saja, posisi asli McTominay ketika di akademi Manchester United merupakan seorang penyerang. Hal itu sempat disinggung oleh Sir Alex Ferguson saat pertama kali menemukan bakatnya. Menurutnya, McTominay direkrut pada usia tujuh tahun sebagai seorang striker, bukannya gelandang. Jadi tak heran kalau dirinya masih memiliki penyelesaian yang cukup baik.
Terungkapnya posisi asli McTominay sempat viral Maret lalu. Beberapa fans pun sampai menyarankan Ten Hag untuk menurunkan sang pemain sebagai striker di tengah krisis lini depan. Mereka menganggap memasang gelandang berusia 26 tahun itu lebih masuk akal ketimbang melihat Anthony Martial jogging doang di lapangan.
Skotlandia Tidak Bergantung Pada Striker
Tak cuma mengandalkan sisa-sisa naluri mencetak gol saja. Secara gaya bermain pun Timnas Skotlandia mendukung McTominay untuk maju. Dalam mencetak gol, Skotlandia sendiri tidak selalu berpangku tangan pada striker. Steve Clarke lebih mengedepankan permainan tim yang kolektif.
Maka dari itu, gol-gol The Tartan Army di Kualifikasi EURO 2024 kebanyakan muncul dari kaki-kaki gelandangnya. Selain McTominay, ada John McGinn dan Callum McGregor yang juga rajin mencetak gol. Clarke sadar kalau timnya tak memiliki striker top di lini depan.
Berbeda dengan negara-negara tetangga yang punya striker top di skuadnya. Contohnya Republik Irlandia yang pernah memiliki sosok striker kenyang pengalaman macam Robbie Keane. Tradisi itu kini dilanjutkan oleh Evan Ferguson, pemain muda yang penampilannya mencuri perhatian bersama Brighton.
Kecerdikan Steve Clarke
Nah, di tengah krisis striker tajam, Steve Clarke menyadari potensi yang dimiliki oleh Scott McTominay. Maka dari itu, ketimbang memasangnya sebagai gelandang bertahan, Clarke lebih senang memasang McTominay sebagai pemain nomor delapan. Dengan begitu, McTominay bisa leluasa membantu lini serang.
“Five wins out of five, a fantastic achievement, just put that into context for us?”
“It’s a really good start…” 😅
Scotland boss Steve Clarke reflects on his sides 3-0 win against Cyprus 🏴 pic.twitter.com/NRuUnKFi6w
— Sky Sports Scotland (@ScotlandSky) September 8, 2023
Jika di Manchester United, peran gelandang yang kerap merangsek ke kotak penalti dipegang oleh Bruno Fernandes dan Mason Mount. McTominay cuma kebagian jadi tim sapu bersih di belakang. Jadi wajar, kita jarang melihat kemampuan sebenarnya dari sang pemain.
Dengan bermain sebagai gelandang nomor delapan, Clarke memberikan kebebasan bergerak kepada McTominay. Clarke bahkan menggunakan formasi 3-5-2 atau 3-4-2-1 demi menumpuk dua atau tiga gelandang di belakang agar McTominay tak terbebani tugas bertahan ketika Skotlandia tengah membangun serangan.
Bagaimana McTominay Bermain
Scott McTominay memang tak terlibat dalam build up. Biasanya ia akan tiba-tiba muncul dari second line saat bola sudah memasuki area bertahan lawan. Mengandalkan area sayap, McTominay awalnya tak menunjukan gelagat ingin menyerang. Ia hanya berlari santai menuju kotak penalti lawan. Tapi di situlah permainan dimulai.
Lari-lari kecilnya lah yang menipu gelandang dan pemain bertahan lawan. McTominay akan bekerjasama dengan Lyndon Dykes di lini depan. Jadi, Dykes kebagian tugas untuk memecah konsentrasi bek lawan. Pergerakannya yang liar menarik perhatian dua atau lebih bek lawan untuk menjaganya. Situasi itu yang akan dimanfaatkan McTominay.
Skema ini terlihat jelas di gol kedua saat Skotlandia mencatatkan kemenangan bersejarah atas Spanyol Maret lalu. Dykes yang berperan sebagai target man memancing dua bek lawan sehingga tercipta ruang di kotak penalti. McTominay yang tak dianggap sebagai ancaman karena hanya berdiri di luar kotak penalti dengan cepat menyambar bola dari titik buta Dani Ceballos yang tak waspada.
Menurut The Athletic, gaya bermainnya di Timnas Skotlandia mengingatkan pada legenda Chelsea, Frank Lampard. Sama halnya dengan Lampard, McTominay cerdik dalam mengatur kecepatan larinya. Didukung ketenangan dan penyelesaian klinis yang dipelajari saat menjadi striker, McTominay begitu sempurna bermain sebagai gelandang nomor delapan. Gimana Erik, yakin mau buang McTominay?
Sumber: The Athletic, Goal, The Guardian, Arab News