Tiba-tiba Menantang Manchester City! Rahasia Ange Postecoglou Bikin Tottenham Sangar Lagi

Tidak ada yang percaya dengan kemampuan Postecoglou di awal musim. Tapi dengan cepat ia membuat anggapan itu salah. Ange telah menghiasi musim debutnya di Premier League dengan rentetan catatan yang sangat membanggakan.

Dengan kemenangan comeback dramatis di pertandingan lawan Sheffield Sabtu kemarin, Spurs kini belum terkalahkan. The Lilywhites bahkan kini duduk di peringkat kedua, di bawah Manchester City. Menempel ketat pasukan Pep dengan selisih dua poin.

Tapi sebenarnya bukan hasil tiga poin saja yang terlihat dari pertandingan Spurs itu. Tapi bagaimana klub telah bertransformasi begitu cepat dibawah Ange. Spurs kini jadi klub yang punya mental untuk menang di setiap pertandingannya. Mentalitas itu yang sebelumnya hilang selama bertahun-tahun.

Catatan Unbeaten Ange Postecoglou

Mentalitas yang Spurs miliki saat ini mungkin bercermin pada mentalitas yang dimiliki pelatihnya. Ange memang belum pernah melatih tim Premier League sebelumnya. Tapi bukan berarti ia bukan pelatih yang baik. Justru sebaliknya, Ange punya catatan yang sangat luar biasa.

Saat datang ke Spurs di bulan Juli kemarin, Ange punya rekor 48 kali tidak terkalahkan di kandang. Itu ia dapatkan dari ketika melatih Yokohama F. Marinos dan Celtic. Rekor itu kemudian ia lanjutkan di Tottenham Hotspurs Stadium. Dimana ia menang 2-0 lawan Manchester United, kemudian kembali taklukan tamunya, Sheffield 2-1.

Rekor 50 pertandingan tak terkalahkannya itu juga diisi dengan fakta yang menakjubkan. Yaitu ia hanya pernah 8 kali imbang, dengan sisa 42 pertandingan lainnya diperoleh dengan kemenangan. Selama 50 pertandingan kandang tak terkalahkan ini, timnya telah mencetak 142 gol. Artinya rata-rata timnya Ange mencetak 2,84 gol setiap pertandingannya.

Ange berkata kalau para motivasi untuk membahagiakan fans lah yang membuatnya selalu menang di kandang. Selain itu, ia mengaku juga kalau ia beruntung karena selalu didampingi fans yang setia dimanapun ia melatih.

“Saya sangat menekankan hal itu dimanapun saya berada. Karena pada akhirnya bagi para pendukung, anda ingin memberikan hadiah kepada mereka di kandang mereka sendiri. Dari sudut pandang itu, saya bisa menciptakan mentalitas itu. Saya beruntung bahwa di tiga klub yang kami miliki 30 ribu sampai 40 ribu penonton. Itu menciptakan suasana yang baik untuk membantu tim” Ungkapnya dikutip dari One Football.

Ange Ubah Suasana Ruang Ganti

Catatan tak terkalahkan Big Ange ini semakin menakjubkan kalau kita ingat sebenarnya ia datang saat Spus dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Mereka finis di peringkat ke-8 musim lalu. Spurs seakan jadi tim yang kehilangan jati dirinya. Kemudian juga ditinggal Harry Kane, yang merupakan sosok sentral dari klub.

Tapi segala kekurangan itu tidak membuat Ange melemah. Ia bahkan tidak memerlukan pengganti Harry Kane. Ia tahu faktor yang harus ditingkatkan pertama kali bukanlah membeli pemain. Tapi suasana ruang ganti dan kedekatan antar pemain.

Setelah pertandingan lawan Sheffield kemarin, Son Heung-min yang merupakan kapten Spurs mengatakan kalau suasana ruang ganti telah berubah. Ange telah membuat para pemain Spurs seperti keluarga yang erat.

“Ini jadi seperti keluarga. Kami sangat, sangat dekat di ruang ganti. Semua orang bekerja dengan satu sama lain, berlari untuk satu sama lain, dan berjuang untuk satu sama lain” ucap Son dikutip dari Evening Standard’

Salah satu keputusan Ange yang patut diapresiasi juga adalah, menjadikan Son Heung-min sebagai kapten. Ia ditunjuk jadi kapten menggantikan Hugo Lloris. Son memang bukan tipe pemimpin yang biasa kita saksikan di Premier League.

“Saya bukan orang yang selalu berbicara dan memimpin dengan kata-kata. Tapi saya mencoba untuk jadi contoh yang baik untuk semua orang. Dan kami memiliki kelompok seperti ini, membuat pekerjaan saya jadi lebih mudah.” Ucapnya dikutip dari The Athletic.

Son adalah pemain yang kalem dan tidak banyak bicara. Tapi Ange sadar kalau Son adalah orang yang bisa memberikan motivasi ke rekan-rekannya. Ini dibuktikan dengan Son yang terlihat mendorong Richarlison untuk melakukan selebrasi di depan para fans.

Cara Ange Mengatasi Pemain Yang Bermasalah

Saat Son menarik Richarlison ke barisan depan penonton waktu selebrasi, terungkap bahwa bomber Brasil itu sedang mengalami masalah mental. Dilansir dari the athletic, Richarlison menangis saat ditarik keluar di pertandingan Brasil vs Bolivia.

Setelah pertandingan itu, Richarlison pun mengaku kalau ia sedang berjuang dengan masalah mentalnya. Ia juga mengatakan akan mencari bantuan psikologis saat ia pulang ke Inggris nanti.

Setibanya di Inggris, Ange tidak menyambut Richarlison dengan tangan besi. Sebaliknya, dengan kepala dingin Ange menawarkan segala bantuan yang bisa ia sediakan.

“Dia mengutarakan masalahnya dengan cara yang emosional. Dan kami telah memberinya segala dukungan yang ia butuhkan. Saya pikir sebagian klub profesional akan melakukan hal yang sama.” Ucapnya.

Ange melanjutkan, Ia sadar kalau permasalahan mental adalah masalah yang nyata bagi para pesepak bola. Ia pun berkata: “Yang ingin saya katakan adalah tidak ada orang yang memiliki kehidupan sempurna. Bahkan pesepakbola yang telah melakukan banyak hal dan punya banyak uang tidak selalu punya kehidupan yang sempurna.”

Transformasi Spurs yang Dulunya Tim Lawak

Jika kita menarik ingatan kembali di bulan Mei kemarin, Spurs adalah tim lawak. Mereka adalah target guyonan bagi tim-tim lain, selain Chelsea tentunya. Spurs adalah tim dengan stadion terbaik di Inggris, punya fasilitas terbaik di Premier League, dan saat itu punya salah satu striker terbaik seantero Eropa. Tapi musim kemarin mereka finis di peringkat 8 yang memalukan.

Sekarang Spurs masih belum terkalahkan. Mereka memepet ketat Manchester City yang masih merengkuh catatan sempurna musim ini. Spurs juga jadi tim paling produktif mencetak gol sejauh musim ini. Hanya Brighton yang mencetak gol lebih banyak dari mereka. Padahal Spurs tidak punya striker nomor 9 murni.

Pendahulu Ange, yaitu Antonio Conte sebelumnya sangat emosi di Spurs. Conte pernah mengeluhkan kalau para pemain Spurs bermain secara egois. Conte mengklaim kalau para pemain Spurs bermain untuk diri mereka sendiri dan tidak punya mentalitas secara tim.

Ange datang dan mengubah itu semua. Daripada sibuk belanja pemain baru, ia sibuk memperbaiki keharmonisan ruang ganti. Ia selalu juga menjalin hubungan baik dengan para penggemar. Selalu mengatakan peran penting dari para fans di setiap kemenangan Spurs. Dan yang terpenting, membuat Spurs jadi asik untuk ditonton lagi.

Sumber referensi: One, Spurs Goal, Athletic 1, Atheltic 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *