Unik Dan Bervariasi! Bisnis Para Pemilik Klub di Liga Inggris

Beberapa klub Liga Inggris tak dipungkiri dipunyai oleh pemilik tajir yang berlatar belakang sebagai pebisnis. Tapi siapa yang tahu, bahwa ladang bisnis para pemilik klub di Liga Inggris ini sangat bervariasi dan terbilang cukup unik. Apa saja? Berikut ulasannya.

Arsenal

Arsenal yang dipunyai pria Amerika bernama Enos Stan Kroenke lewat perusahaan Kroenke Sports & Entertainment justru memulai karir bisnisnya ini unik. Yakni dengan menikahi wanita anak pebisnis tajir Bud Walton, bernama Ann Walton. Di situlah karir Kroenke meningkat ketika bersama istrinya mengurusi perusahaan minimarket besar di Amerika bernama Walmart.

Uang dari hasil meniti karir tersebut oleh Kroenke dijadikan modal untuk membangun Kroenke Group. Perusahaan yang bergerak di bidang properti atau real estate. Kroenke Group itulah yang kini menjadikan Kroenke pengusaha tajir dan ternama seperti sekarang.

Manchester United

Sedangkan MU, dipunyai oleh keluarga Glazer. Malcolm Glazer mewarisi MU yang dibelinya dengan hutang pada 2005 kepada keenam anaknya. Asal tahu saja, bapaknya Avram Glazer tersebut awalnya hanya pebisnis real estate.

Nah uang yang dikumpulkan dari bisnis real estate itulah yang dijadikan Glazer modal membangun perusahaan bernama First Allied Corporation. Sebuah Holding Company yang membawahi beberapa anak perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, otomotif, minyak, dan lain-lain. Nah, First Allied Corporation itulah yang kini mengelola MU hingga sekarang.

Chelsea

Chelsea yang dikenal jor-joran beberapa musim ke belakang juga dipunyai oleh orang Amerika bernama Todd Boehly dengan bendera perusahaan BlueCo. Boehly ini dulu di awal karirnya hanyalah seorang bankir biasa di Citibank.

Namun di tahun 2015 ia mulai mendirikan perusahaan bernama Eldridge Industries. Sebuah perusahaan yang bergerak dibidang investasi, baik itu di sektor teknologi, media, maupun olahraga. Lewat Eldridge Industries itulah, cuan Boehly mengalir sehingga bisa seperti sekarang ini.

West Ham

Yang unik lainnya adalah sektor bisnis milik bos West Ham. West Ham ini awalnya dimiliki oleh David Gold dan David Sullivan. David Sullivan ini ternyata bisnisnya itu bergerak di bidang media khusus dewasa sejak tahun 80-an. Rekannya David Gold bisnisnya pun hampir sama.

Gold Star Publications adalah nama perusahaan David Gold yang bergerak di bidang media khusus dewasa dan produksi film dewasa. Namun sejak 2021, saham West Ham telah dijual sebagian besar kepada Daniel Kretinsky, pengusaha Ceko yang bergerak di bidang energi.

Crystal Palace

Crystal Palace juga unik. Sahamnya sejak 2010 dimiliki oleh gabungan empat orang kaya yang bersedia patungan, yakni Steve Parish, Martin Long, Stephen Browett, dan Jeremy Hosking. Tapi sejak 2021, pengusaha Amerika John Textor membeli sebagian besar saham Palace. Textor ini adalah pebisnis di bidang virtual. Ia juga memiliki layanan streaming bernama FuboTV. Sebelumnya dirinya juga terkenal sebagai “guru virtual Hollywood”.

Brentford dan Brighton

Berikutnya Brentford dan Brighton, sama-sama dimiliki oleh pebisnis dari sektor judi. Brentford dipunyai oleh Matthew Benham, seorang pengusaha yang awalnya hanya lulusan fisika.

Berkat ilmu hitung-hitungannya, ia kemudian bergerak di bidang jasa analisis dan data yang membantu para penjudi lewat perusahaan yang didirikannya, Smart Odds. Tak lama kemudian ia juga mencaplok kepemilikan perusahaan serupa Matchbook.

Brighton pun hampir serupa, pemiliknya bernama Tony Bloom, seorang pengusaha yang punya perusahaan data dan analisis untuk para penjudi bernama Starlizard. Lewat bisnis itulah kekayaannya melejit. Perlu diketahui juga, Bloom dan Benham ini sebelum mendirikan perusahan sendiri-sendiri, pernah bekerja sama dalam bisnis judi.

Nottingham Forest

Beda dengan Nottingham Forest, tim yang begitu promosi ke Liga Inggris, terlihat jor-joran beli pemain. Pemiliknya ternyata adalah bos kapal dari Yunani, Evangelos Marinakis. Marinakis ini mendirikan perusahaan bernama Capital Maritime & Trading Corporation. Perusahaan yang memiliki lusinan kapal tanker dan kapal kontainer untuk berbagai aktivitas logistik. Lewat cuan perusahaannya itulah Marinakis bisa membuat Forest bisa seperti sekarang ini.

Wolves

Wolves telah lama dimiliki oleh perusahaan asal Tiongkok, Fosun International Limited. Perusahaan yang bergerak di bidang investasi dan pengembangan teknologi. Fosun ini salah satu pemiliknya yakni Guo Guangchang, yang juga jadi owner dari Wolves. Fosun juga tak hanya berkecimpung di bisnis pengembagan teknologi, waktu Covid 19 melanda, mereka dikenal lewat Fosun Pharma sebagai pemasok vaksin dan PCR ternama di dunia.

Bournemouth

Bournemouth kini dimiliki taipan Amerika bernama Bill Foley. Foley ini awalnya berkarir di akademi militer. Meski begitu, ia tak lupa juga untuk berbisnis. Karir bisnisnya mulai meroket sejak mendirikan perusahaan Fidelity National Financial. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang asuransi. Lewat cuan dari perusahaan itulah ia mampu mengepakkan sayapnya untuk membeli klub-klub olahraga termasuk The Cherrys.

Burnley

Tim promosi Burnley juga dimiliki pengusaha Amerika bernama Alan Pace. Pace ini awalnya hanya sales senior di Citibank. Sebelum akhirnya dia mendirikan ALK Capital. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang investasi media dan olahraga. Pace ini juga terkenal sebagai orang yang memperkenalkan produk teknologi rekrutmen pemain sepakbola di Inggris dengan nama Player Lens dan AiScout.

Aston Villa

Sementara itu Aston Villa dimiliki oleh salah satu taipan terkaya di benua Afrika bernama Nasef Sawiris. Namun jangan salah, Sawiris ini sudah tajir sejak muda. Karirnya ditempa sejak menangani perusahaan keluarganya Orascom Group. Lewat perusahaan yang diberi nama NSWE (Nasef Sawiris Wes Edens) ia kemudian bisa membeli Aston Villa bersama temannya Wes Edens. Pria Amerika yang juga punya perusahaan di bidang investasi bernama Fortress Investment Group.

Everton

Kalau Everton, dimiliki oleh Farhad Moshiri pengusaha ternama asal Iran. Moshiri ini awalnya hanya seorang akuntan biasa di firma akuntan terkenal Ernst & Young, maupun Deloitte. Dari situlah kemudian ia bertemu Alisher Usmanov, seorang taipan Rusia yang sempat menjadi kliennya. Dari kedekatan itulah ia kemudian punya saham di perusahaan USM Holding. Sebuah perusahan yang bergerak di bidang pertambangan dan industri besi baja milik Usmanov. Nah, lewat perusahaan itulah Moshiri bisa mengambil alih Everton hingga sekarang ini.

Liverpool

Liverpool dipunyai oleh taipan Amerika yakni John W Henry dan Thomas Werner. Mereka membeli Liverpool lewat perusahaan bernama Fenway Sports Group. Sebelum FSG, John W Henry ini sudah lama melesat karir bisnisnya sejak mendirikan J.W Henry & Co. Sebuah perusahaan di bidang investasi sejak periode 80-an. Lain halnya dengan rekannya, Tom Werner yang dulunya hanyalah pegiat media yang sempat bekerja di ABC TV.

Spurs

Tottenham Hotspur banyak orang tau yang memiliki adalah Daniel Levy. Nyatanya bukan, pemilik utama Spurs ini adalah Joe Lewis. Seorang taipan Inggris keturunan Yahudi yang mendirikan perusahaan ENIC yang bergerak dibidang Sportstainment dan telah mengelola beberapa klub olahraga termasuk Spurs.

Jadi, Levy ini hanyalah tangan kanannya Lewis saja. Lewis ini ternyata sudah berbisnis sejak muda ketika ikut membangun kerajaan bisnis keluarganya bernama Tavistock Group.

Sheffield

Klub promosi Sheffield ini juga unik. Pemiliknya adalah pangeran Arab Saudi yang merupakaan cucu dari pendiri Kerajaan Arab Saudi bernama Abdullah Bin Mosa’ad bin Abdul Aziz Al-Saud. Bisnisnya adalah perusahaan manufaktur kertas yang membuat aneka ragam tisu seperti tisu toilet, tisu wajah, dan tisu dapur. Mereka punya pabrik-pabrik besar di Uni Emirat Arab dan Kuwait. Perusahaan ini juga jadi eksportir kertas dan tisu terbesar di benua Afrika dan Asia.

City dan Newcastle

Lalu, kalau Manchester City dan Newcastle bagaimana? Tak usah dijelaskan lagi kalau dua klub tersebut. Jelas-jelas dua klub tersebut hidup dari uang minyak milik kerajaan negaranya masing-masing. City dipunyai Uni Emirat Arab lewat Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC). Sedangkan Newcastle dipunyai Arab Saudi lewat perusahaan Public Investment Fund (PIF).

Sumber Referensi : theathletic, sportingnews, ligalaga, ligalaga, ligalaga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *